Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd mengatakan seorang ibu mampu mengambil peran lebih besar tanpa melupakan tanggungjawab sebagai seorang ibu rumah tangga.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat ( NTB), kata Wagub, peran kaum ibu luar biasa besar.
"Tidak ada aspek pembangunan yang terlepas dari ibu-ibu. Apalagi kalau kita berbicara pendidikan. Peran ibu dalam pendidikan bisa dibilang dominan," kata Sitti Rohmi Djalillah dalam wawancara khusus dengan TribunLombok.com di ruang kerjanya, Senin 6 Desember 2021.
Baca juga: Wagub NTB, Sitti Rohmi Ingatkan Pentingnya Mental yang Kuat dalam Hadapi Pandemi Covid-19
Baca juga: Sitti Rohmi Nakhoda Baru Partai Nasdem NTB
Perempuan kelahiran 29 November 1968 ini menyatakan, peran sentral perempuan di NTB pun dominan di bidang pendidikan dan kesehatan.
"Lalau kita bicara kesehatan, kesehatan ini harus dimulai dari keluarga. Di situ peran ibu juga besar," kata alumni ITS Surabaya tersebut.
Rohmi merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai wakil gubernur Nusa Tenggara Barat.
Cucu pahlawan nasional TGKH Muhammad Zainudin Abdul Madjid ini sangat yakin perempuan di NTB mampu mengambil peran penting dalam pembangunan daerah.
Berikut petikan lengkap wawancara khusus TribunLombok.com dengan Wakil Gubernur Provinsi NTB Sitti Rohmi.
Bagaimana pendapat anda tentang peran perempuan, khususnya ibu-ibu saat ini?
Peran perempuan, khusnya ibu-ibu di Nusa Tenggara Barat (NTB) luar biasa besar. Tidak ada aspek pembangunan yang terlepas dari ibu-ibu. Apalagi kalau kita berbicara pendidikan. Peran ibu dalam pendidikan bisa dibilang dominan.
Kemudian kalau kita bicara kesehatan, kesehatan ini harus dimulai dari keluarga. Di situ peran ibu juga besar. Bicara pendidikan, tenaga guru perempuan juga banyak. Tenaga kesehatan perempuan luar biasa banyak.
Jadi dari software dan hardware-nya itu, peran ibu-ibu luar biasa besar.
Kemudian bicara ekonomi, pelaku ekonomi UMKM paling banyak ibu-ibu, jadi memang peran perempuan dan ibu-ibu dalam pembangunan itu sudah tidak bisa dinafikan lagi. Mereka memiliki peran yang begitu luar biasa besar.
Apakah perempuan di NTB sudah mampu mengambil peran dan tanggungjawab yang lebih besar dan strategis?
Kalau kita di NTB, berbicara kiprah ibu-ibu kan sudah tidak diragukan. Mulai dari legislatif dan eksekutif, enterpreneur banyak sekali ibu-ibu yang menonjol.
Ini secara tidak langsung membangkitkan semangat dan motiviasi perempuan di NTB.
Bahwa perempuan itu bisa memberikan kontribusi terbaiknya untuk umat, bangsa dan negara. Saya sendiri sangat optimis dengan peran perempuan di NTB.
Masalah-masalah kita di NTB ini cukup kompleks. Memang dari waktu ke waktu masalah ini terurai sedikit demi sedikit.
Karena kalau berbicara tentang pendidikan, pembangunan di bidang kesehatan, pembangunan di bidang lingkungan, itu tidak seperti pembangunan di bidang infrastruktur.
Kalau infrastruktur dalam jangka pendek kelihatan hasilnya. Tapi kalau pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, pembentukan karakter, hal-hal seperti itu butuh waktu yang cukup lama.
Puluhan tahun dengan konsistensi. Betul-betul step by step baru kelihatan hasilnya. Dan di situ peran perempuan, ibu-ibu luar biasa besar.
Bagaimana keterlibatan perempuan dalam program pembangunan di Provinsi NTB saat ini?
Kita di NTB sangat konsen dengan itu (isu perempuan). Program unggulan kita di NTB sudah tidak ada lagi dikotomi laki-laki dan perempuan. Peran perempuan dan laki-laki itu sama. Saling mensuport.
Kita lihat dari semua program unggulan NTB, mulai dari industrialisasi, di situ peran ibu-ibu luar biasa besar. UMKM-UMKM seperti saya sebutkan tadi, pengusaha-pengusaha kita banyak ibu-ibu.
Kemudian program kita yang lain, revitalisasi posyandu misalnya, apalagi. Bicara kader posyandu 90 persen lebih adalah perempuan. Padat PKK, 100 perempuan malah.
Perempuan ini memiliki peran luar biasa besar dan berada di garda terdepan (pembangunan).
Pada program beasiswa NTB, itu tidak kurang perempuan dapat beasiswa di dalam negeri maupun di luar negeri. Sudah tidak ada beda. Sekarang tinggal kompetitif atau tidak, sanggup atau tidak.
Kemudian desa wisata, bicara pokdarwis banyak juga perempuan aktif di situ. Bicara tentang lingkungan, program NTB Hijau dan NTB Bersih, di bank sampah itu banyak motor penggeraknya ibu-ibu. Kalau kita lihat pegiat sampah itu banyak dari perempuan.
Semua aspek pembangunan ini sudah tidak bisa terlepas lagi dengan peran perempuan, ibu-ibu.
Dan ini memberikan optimisme pada kita, bahwa perempuan/ibu-ibu adalah kunci di dalam kesuksesan pembangunan.
Tapi di tengah masyarakat masih berkembang persepsi yang meragukan peran perempuan?
Saya selalu mengatakan bahwa kita sebagai perempuan, kalau kita mau mendapatkan tempat harus mulai dari diri kita sendiri. Jangan berharap pada orang lain, tetapi mulailah dari diri kita sendiri.
Memang di situ (isu perempuan) besar peran pemerintah dari sisi regulasi dan lain sebagainya, tetapi yang paling penting mulai dari diri kita.
Kita sadari bahwa sebenarnya kalau kita memiliki kepercayaan diri bahwa kita mampu dan kita tunjukkan, otomatis masyarakat dari waktu ke waktu akan memiliki trush pada perempuan.
Memang butuh waktu. Karena segala sesuatu tidak bisa tanpa bukti. Itulah yang harus menyemangati kita di NTB.
Bagaimana harusnya perempuan membuktikan diri mampu mengambil peran dan tanggung jawab?
Kita melakukan yang terbaik, dimulai dari tugas kita sebagai seorang ibu. Bagaimana mengurus anak-anak kita, suami kita, tugas kita sebagai profesional, bekerja secara profesional.
Dalam tanda kutip, jangan kita berlindung karena kita perempuan kemudian kita selalu meminta pengecualian, justru itu mengkerdilkan kita.
Tetapi justru (buktikan) saya perempuan dan saya bisa melakukan seperti yang dilakukan yang lain, laki-laki. Itu harus ditunjukkan, butuh kerja keras dan kesungguhan.
Apakah persepsi tentang perempuan ini bisa berubah suatu saat?
Dari waktu ke waktu pasti akan berubah persepsi masyarakat karena ada bukti. Jadi bukti-bukti dalam bidang apa pun. Sebagai ibu rumah tanggakah kita, sebagai gurukah kita?
Orang pasti akan melihat kalau guru perempuan begini-begini. Kelebihan itu akan bisa direkam oleh masyarakat dari kontribusi yang kita berikan. Dokter perempuan, presenter perempuan, begitu juga sama bidang-bidang yang lain.
Apa sarannya bagi para perempuan di NTB?
Jadi, ayo kita melakukan yang terbaik dan kita saling menguatkan satu sama lain, bahwa kita perempuan bisa.
Di balik pemerintah dengan regulasinya, partai politik juga. Regulasi sudah dibuat.
Sekarang bagaimana kita bisa mengambil peran di situ, proaktif supaya regulasi itu bisa terealisasi secara nyata.
Sitti Rohmi Djalilah menjabat Wakil Gubernur NTB periode 2018—2023 bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah, setelah memenangkan Pemilihan tahun 2018. Kini Rohmi juga dipercaya menjadi ketua DPW Partai Nasdem NTB. (*)