Tahun Baru Islam

Kapan Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram 1443 H? Simak Berbagai Keutamaannya

Penulis: wulanndari
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Puasa - Kapan jadwal puasa sunah Tasua dan Puasa Asyura pada bulan Muharram 1443 H ini? Simak juga berbagai keutamaan jika menjalankannya

TRIBUNLOMBOK.COM - Beribadah puasa sunah di bulan Muharram memiliki banyak keutamaan.

Seperti menebus dosa yang telah lakukan setahun sebelumnya.

Puasa sunah yang dapat dilakukan adalah Puasa Tasua dan Puasa Asyura.

Secara berturutan, puasa Tasua dan Asyura dilaksanakan pada 9 dan 10 Muharram.

Yakni bertepatan pada 18 dan 19 Agustus 2021.

Dilansir Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust. Muhammad Syukron Maksum, ada beberapa nilai penting yang diajarkan Rasulullah.

Baca juga: Mengapa Hari Tasyrik Dilarang Puasa? Simak Alasan dan Amalan Sunah Lain yang Dapat Dikerjakan

Baca juga: Niat Puasa Senin Kamis Bacaan Bahasa Arab dan Latin Dilengkapi Keutamaannya Apabila Dilaksanakan

Baca juga: Amalan Sunah di Bulan Muharram Jadi Ladang Pahala: Memotong Kuku dan Mengusap Kepala Anak Yatim

Sehingga, beliau menganjurkan untuk berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram setiap tahunnya.

Berikut keutamaan puasa Tasua dan Puasa Asyura:

-  Untuk menebus dosa setahun silam

Berpuasa pada tanggal 10 Muharram atau puasa Asyura dapat menebus dosa yang telah kita lakukan setahun sebelumnya.

Seperti diungkapkan Abi Qatadah, bahwasanya Rasulullah ditanya tentang puasa Asyura.

Beliau menjawab: “Menebus dosa tahun yang lalu.” (HR.Muslim)

- Mengikuti anjuran Rasul

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: “Rasulullah telah berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang berpuasa.” (HR.Muslim).

Abu Hurairah ra. juga berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: “Hari ini adalah Hari Asyura, dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Dan saya sekrang berpuasa, maka siapa yang suka berpuasalah. Dan siapa yang tidak suka, berbukalah!”.

Selain itu, Aisyah ra., istri tercinta Rasulullah saw. Menceritakan bahwa hari Asyura adalah hari dimana orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah biasa berpuasa.

Rasulullah juga biasa berpuasa pada hari tersebut, Dan ketika datang di Madinah, beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang-orang untuk turut berpuasa.

Akan tetapi tatkala difardukan puasa Ramadhan, Rasulullah saw. bersabda: “siapa yang ingin berpuasa, ia berpuasa, dan siapa yang tidak ingin berpuasa, ia berbuka.” (HR. Bukhari Muslim).

Melihat cerita Aisyah tersebt, tampak bahwa Rasulullah setengah mewajibkan puasa Asyura, meski kemudian ketika puasa pada bulan Ramadhan diwajibkan, beliau menegaskan bahwa boleh puasa boleh pula tidak.

Ini tentu mengindikasikan akan peningnya puasa ini di mata beliau saw.

Baca juga: 12 Amalan Sederhana di Bulan Muharram yang Penuh Pahala, Sedekah hingga Baca Al Ikhlas 1.000 Kali

- Keutamaannya di bawah Puasa Ramadhan

Sebuah hadis yang diungkapkan Abu Hurairah, bahwa puasa pada bulan Muharram keutamaanya tepat di bawah puasa Ramadhan.

Menurut Abu Hurairah, suatu ketika Rasulullah ditanya: “Shalat menakah yang lebih utama setelah shalat fardhu?”

Nabi bersabda: “Yaitu shalat di tengah malam.”

Mereka bertanya lagi: “Puasa manakan yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?”

Sabda Nabi: “Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud).

Melihat posisi yang berada tepat di bawah puasa Ramadhan, maka menunjukkan bahwa puasa pada bulan Muharram memiliki keutamaan yang luar biasa.

Sebab puasa Ramadhan adalah wajib, sedangkan puasa Muharram sunah.

- Hari Puasa Umat Nabi Musa

Ibnu Abbas mengungkapkan, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam datang ke Madinah dan melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.

Maka Nabi bertanya, "ada apa ini?"

Mereka lantas menjawab, "hari baik, saat Allah membebaskan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga membuat Musa berpuasa karenanya."

Maka Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Saya lebih hormat terhadap Musa dari kamu." Lalu beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang agar berpuasa." (HR. Bukhari Muslim).

Puasa Asyura berhubungan erat dengan Nabi sebelum Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, yaitu Musa dan kaumnya.

Oleh karena itu, beliau memuliakan hari itu dengan berpuasa.

- Mewujudkan impian Sang Junjungan

Rasulullah merupukan junjungan umat Islam, orang yang dihormati dan cintai.

Ada sebuah keinginan beliau yang belum terlaksana, lantaran ajal menjemput sebelum tercapainya maksud.

Obsesi itu adalah puasa Tasua, yakni puasa pada tanggal 9 Muharram.

Hal itu seperti diceritakan Ibnu Abbas ra.: Rasullullah bersabda: “Kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasu’a.” (HR. Muslim).

Bacaan niat Puasa Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ تَاسُوْعَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma fii yaumi taasuu’aa’ sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: saya niat puasa sunah tasu’a sunah karena Allah Ta’ala

Berikut niat Puasa Asyura:

Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya:

saya niat puasa Asyura, sunah karena Allah Ta’ala. (*)

(Tribunlombok.com/ Siti N)

Berita Terkini