NTB Memasuki Puncak Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Kebakaran Hutan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta perkiraan kondisi curah hujan di wilayah Provinsi NTB

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Peluang curah hujan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai berkurang secara signifikan.

Itu mendandakan, NTB saat ini akan memasuki puncak musim kemarau.

Berdasarkan perkiraan cuaca yang dirilis BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Selasa (20/7/2021), curah hujan NTB pada dasarian II Juli 2021 berada pada kategori rendah, antara 0 sampai 50 mm per dasarian.

Dasarian II terhitung dari tanggal 11-20 Juli 2021.  

Curah hujan tertinggi terjadi di wilayah Banyu Urip, Kabupaten Lombok Barat, dengan jumlah curah hujan sebesar 40 mm per dasarian.

Sifat hujan pada dasarian II Juli 2021 di wilayah NTB umumnya bawah normal atau BN,” kata I Gede Widi Hariarta, prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, dalam rilis resminya, Selasa (20/7/2021).

Sementara monitoring hari tanpa hujan berturut – turut (HTH) Provinsi NTB, umumnya dalam kategori pendek, 6 – 10 hari hingga HTH panjang, 11 – 20 hari.

”HTH terpanjang terpantau di Pos Hujan Sape, Kabupaten Bima yaitu sepanjang 107 hari,” katanya.

Kondisi Atmosfer

Baca juga: Gubernur NTB Ditegur Mendagri karena Serapan Anggaran Covid Rendah, Fitra NTB: Sangat Mengecewakan

Terkait kondisi dinamika atmosfer, Widi Hariarta menjelaskan, indeks ENSO menunjukkan kondisi netral.

Diprediksi kondisi netral setidaknya akan berlangsung hingga awal tahun 2021.

Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD netral dan diprediksi akan tetap netral, setidaknya hingga Januari 2022.

”Saat ini, angin timuran secara umum menguat dan mendominasi wilayah Indonesia, termasuk NTB dan diprediksi melemah pada bulan  Oktober 2021,” katanya.

Pergerakan MJO saat ini terpantau aktif di fase 5 dan diprediksi masih akan aktif bergerak melewati fase 6 hingga awal Agustus 2021.

Anomali OLR menunjukkan wilayah konvektif basah saat ini terjadi di wilayah Indonesia bagian utara.

Sedangkan wilayah Indonesia bagian barat dan selatan termasuk wilayah NTB dalam kondisi normal, diprediksi bertahan hingga awal Agustus 2021. 

Kondisi suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia termasuk NTB, saat ini terpantau berada pada kategori hangat.

”Berdasarkan kondisi tersebut, akhir Juli 2021 peluang terjadinya hujan relatif sangat kecil di wilayah NTB,” katanya.

Dengan kondisi itu, BMKG memperkirakan peluang curah hujan dasarian III, 21-30 Juli 2021 kurang dari 20 mm per dasarian.

Peluang curah hujan yang rendah ini diperkirakan mencapai 90 persen di seluruh wilayah NTB.

Di musim kemarau masyarakat dihimbau agar lebih bijak menggunakan air bersih.

Baca juga: Ojek Online Lombok Demo Tolak PPKM Darurat ke Kantor Gubernur NTB

Serta  waspada akan potensi terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan.

Namun demikian, masyarakat dihimabu tetap berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem secara tiba-tiba yang bersifat lokal.

”Ketika memasuki puncak kemarau, suhu udara akan lebih dingin, terutama malam hari dan angin bertiup lebih kencang,” jelas Ni Made Adi Purwningsih, prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat lainnya.

Masyarakat diharapkan selalu memperhatikan informasi BMKG terlebih dahulu sebelum beraktivitas.

Serta tetap menjaga kesehatan di masa pandemi Covid-19.

(*)

Berita Terkini