Masih Banyak Area Blank Spot dan Lemah Sinyal di NTB, Tersebar di 10 Daerah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TELKOM: Kepala Diskominfotik NTB Najamudin Amy (tengah) menemani kunjungan Direktur Network & IT Solution PT Telkom Indonesia Herlan Wijanarko (paling kiri) saat datang ke KEK Mandalika, Kamis (10/6/2021).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH – Masih banyak daerah blank spot dan lemah sinyal di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hingga Mei 2021, tercatat 42 titik lokasi blank spot dan 63 titik area yang masih lemah sinyal.

Lokasi blank spot dan lemah sinyal ini tersebar di sepuluh kabupaten/kota di Provinsi NTB.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB mengusulkan kerja sama percepatan penuntasan area blank spot dan lemah sinyal kepada PT Telkom Indonesia.

Harapan itu disampaikan melalui Surat Gubernur NTB Nomor 492/461/I/Kominfotik.

Baca juga: Pemprov NTB dan PT GTI Sepakat Perbarui Kontrak Pengelolaan Aset Gili Trawangan

”Kami berharap agar infrastruktur jaringan telekomunikasi di NTB segera diperkuat untuk mengatasi area blank spot dan lemah sinyal,” kata Kepala Diskominfotik NTB Najamudin Amy, saat mendampingi Direktur Network & IT Solution PT Telkom Indonesia Herlan Wijanarko, di KEK Mandalika, Kamis (10/6/2021).

Hal itu, kata Najam, juga sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang ingin mempercepat transformasi digital.

Mantan Karo Humas NTB itu menjelaskan, Provinsi NTB terdiri dari dua pulau besar yaitu pulau Lombok dan Sumbawa.

Baca juga: Antisipasi Kejahatan dan Cegah Covid-19, Polres Sumbawa Tingkatkan Patroli Tempat Wisata

Kedua pulau ini memiliki topografis berbukit.

Kondisi alam seperti itu membuatnya sangat rentan terjadinya lemah sinyal di berbagai daerah.

Sementara area blank spot terjadi di beberapa daerah pegunungan dan pelosok.

"Kami berharap dukungan PT Telkom Indonesia untuk penguatan infrastruktur jaringan di wilayah NTB," harapnya.

Selain itu, Najam juga meminta dukungan smart village Nusantara untuk mempercepat transformasi digital.

Hal ini penting dalam rangka peningkatan pelayanan sistem digital bagi masyarakat di pedesaan.

Khususnya bagi desa-desa penunjang pengembangan kawasan super prioritas Mandalika Lombok Tengah.

(*)

Berita Terkini