Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ditunjuk Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono sebagai pusat budi daya lobster nasional, Maret 2021.
Menindaklanjuti janji tersebut, Gubernur Provinsi NTB Zulkieflimansyah jemput bola mendatangi Kementerian Kelautan dan Perikanan ke Jakarta, Kamis (27/5/2021).
Pertemuan itu membahas hal-hal strategis maupun teknis untuk mewujudkan NTB sebagai pusat budidaya lobster nasional.
”Pak Menteri menegaskan kembali komitmen menjadikan NTB sebagai pusat budi daya lobster nasional,” kata Zulkieflimansyah, dalam keterangan persnya, Jumat (28/5/2021).
Dalam pertemuan itu disepakati konsep pengembangan kawasan budi daya terintegrasi mulai tahun ini.
Baca juga: NTB Dilanda 73 Kali Gempa di Minggu Ketiga Mei 2021, Warga Tidak Merasakan Getaran
Dimana Lobster Estate di Telong-elong Lombok Timur serta membangun Shrimp Estate di kawasan Samota (Teluk Saleh, Moyo,dan Tambora).
Zulkieflimansyah meyakini rencana tersebut akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan penghasilan masyarakat.
Di samping itu, kendala-kendala pemerintah daerah dan pembudidaya lobster selama ini akan teratasi.
”Dengan membangun lobster estate, para nelayan dan pembudidaya akan didampingi pemerintah. Ada intervensi teknologi pembudidayaan,” katanya.
Lebih jauh nantinya akan ada sistem pemantauan harga, sehingga harga lobster lebih transparan dan stabil.
Melalui program ini, proses produksi dan pemasaran akan terintegrasi.
”Sehingga tingkat produktivitas dan kesejahteraan masyarakat ikut meningkat," ujar Zulkieflimansyah, doktor ekonomi industri tersebut.
Sementara itu, Asisten II Setda NTB Ridwan Syah menjelaskan, dalam pertemuan itu, Menteri KKP mengungkapkan alasan kuat mengapa NTB dijadikan pusat budidaya lobster di Indonesia.
Baca juga: Bule Jerman Tewas Gantung Diri di Lombok Tengah Diduga Depresi Soal Ekonomi dan Asmara
"Kenapa kita kembangkan di sana? yang pertama NTB secara infrastruktur dan sumber daya manusia sudah memenuhi syarat, tinggal kita perkuat," ujar Ridwan Syah, menirukan penjelasan Menteri Trenggono.
Menteri Trenggono dalam pertemuan itu juga menegaskan, pelaksanaan program pengembangan harus sesuai dengan prinsip ekonomi ramah lingkungan.
Sehingga produktivitas tambak-tambak budi daya lobster tidak mengancam kelestarian laut Lombok yang indah dan bersih.
”Di samping itu, program pengembangan harus membawa berkah bagi masyarakat, baik dari sisi ekonomi maupun sosial,” ujarnya.
Baca juga: Sembunyikan 520 Gram Sabu dalam Usus, Dua Pria Lombok Timur Dibekuk Polda NTB
Berdasarkan data Pemprov NTB, produktivitas budi daya di kampung lobster Lombok Timur mencapai 82.568 kilogram atau setara Rp 41,28 miliar.
Sedangkan jumlah pembudidaya sekitar 147 kelompok dengan total keramba jaring apung lebih dari 8.400 lubang.
Selain soal budi daya lobster, dalam pertemuan tersebut juga dibahas tentang rencana pengembangan budi daya udang dan rumput laut.
Ada beberapa kawasan di NTB dinilai sangat cocok untuk mengembangkan budi daya dua komoditas tersebut.
Berita terkini di NTB lainnya.
(*)