Warga Baduy Menangis Memohon Hutan yang Sakral Tak Dirusak Penambang Emas: Kami Mohon ke Pemerintah

Editor: wulanndari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Baduy menangis dan minta tolong ke pemerintah lantaran hutan sakralnya dirusak penambang emas liar.

2 hektar hutan dirusak penambang emas liar

Total luas hutan yang rusak, kata Dulhani, sekitar 2 hektar dan sudah berlangsung berbulan-bulan.

Pelakunya diduga sejumlah orang yang berasal dari luar Desa Cibarani.

Saat ini dirinya sudah melaporkan aksi perusakan hutan tersebut ke pihak kepolisian.

"Pokoknya ini, kami mohon pertolongan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) kabupaten, provinsi, jangan kasih ruang, harus ditutup," kata Dulhani.

KATA POLISI

Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah (Polda) Banten Kombes Pol Joko Sumarno menjelaskan, berdasar penuturan masyarakat setempat, kegiatan penambangan liar itu dilakukan sejak satu bulan lalu.

"Penambangnya bukan warga Baduy situ. (Penambangnya) Dari desa tetangga tapi masih sekitar situ," ujar Joko, Jumat (23/4/2021).

Baca juga: Tampang Pembunuh Wanita Terbungkus Kasur di Surabaya, Terungkap Motif Habisi Istri saat Hamil Tua

Ia menuturkan, di dalam hutan sakral tersebut terdapat lubang-lubang untuk penambangan emas.

"Kita sudah datang ke lokasi, kita cek kita melakukan upaya pembongkaran tenda tenda yang ada di sana. Ada dua lubang juga sudah ditutup," ucapnya saat dihubungi Kompas.com.

Akan tetapi, saat dilakukan pengecekan, tim tidak menemukan penambang liar yang sedang menjalankan aktivitasnya.

Sejumlah barang bukti berupa alat-alat penambangan, seperti cukil dan cangkul, diamankan oleh personel kepolisian.

"Waktu kita ke sana enggak ada (penambang), saat ini kita lidik (penyelidikan). Itu kan lokasinya (tambang) ada di gunung, saat kita datangi tidak ada penambang," beber Joko.

Ditindak tegas

Kepala Polda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho menyatakan, para pelaku perusakan hutan sakral Baduy bakal ditindak tegas.

Halaman
123

Berita Terkini