NTB Bangun Jembatan Terpanjang di Indonesia Hubungkan Lombok-Sumbawa, Studi Kelayakan Mulai Januari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KERJA SAMA: Gubernur Provinsi NTB Dr H Zulkieflimansyah (tiga dari kanan) dan Direktur PT Nabil Surya Persada Fauzi (dua dari kiri) meneken kerja sama studi kelayakan pembangunan jembatan Lombok-Sumbawa, Rabu (23/12/2020). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Langkah awal mewujudkan mimpi membangun jembatan Lombok-Sumbawa sepanjang 16,5 kilometer dimulai.

Hal itu ditandai dengan penandatangan kerja sama studi kelayakan (feasibility study), Pemerintah Provinsi NTB dengan PT Nabil Surya Persada, di ruang kerja gubernur NTB, Rabu (23/12/2020).

Studi kelayakan rencana pembangunan jembatan akan dimulai Januari 2021.

Jembatan itu digadang-gadang akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.

Saat ini, jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dengan panjang 5.438 meter atau 5,4 kilometer menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.

Baca juga: Sepanjang 2020, Polisi dan BNN Ungkap 492 Kasus Narkotika di NTB

Bila jembatan benar-benar terwujud, maka NTB akan memiliki jembatan terpanjang seantero Indonesia.

Kerja sama studi kelayakan itu ditandatangi Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah bersama Direktur PT Nabil Surya Persada Fauzi, SH. 

Tonton Juga :

Setelah acara, Direktur PT Nabil Surya Persada, Fauzi mengungkapkan, penandatanganan studi kelayakan merupakan bukti kesungguhan Pemprov membangun jembatan penghubung Lombok-Sumbawa.

Baca juga: Setelah Dua Tahun, 297 Ribu Korban Gempa NTB Akhirnya Terima Bantuan Jaminan Hidup

Jembatan tersebut akan menggairahkan perekonomian masyarakat dua pulau tersebut.

"Kita membuktikan bahwa untuk anggaran FS (feasibility study) dan ke depan pelaksanaan investasi semua dibackup PT Nabil Surya Persada," ujarnya.

Lebih jauh, Fauzi mengemukakan bahwa feasibility study mulai dilakukan Januari 2021 mendatang.

Ia berharap, ikhtiar bersama tersebut dapat terlaksana dengan baik dan pembangunan jembatan segera terwujud.

Minimal Rp 16,5 Triliun

Data Pemprov NTB menunjukkan, dengan panjang 16,5 kilometer, total biaya konstruksi paling sedikit Rp 16,5 triliun.

Baca juga: Aspal Sirkuit MotoGP Mandalika dari Inggris, Pagar dan Saluran dari Jerman

Diperkirakan, per kilometer jembatan dibutuhkan biaya Rp 850 miliar hingga Rp 1 triliun.

Jika ditambah dengan asesorisnya, maka kebutuhan biaya sekitar Rp 20 triliun.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB Amri Rahman mengatakan, keberadaan jembatan tersebut sangat penting.

Perairan selatan Pulau Lombok pada Selasa (17/11/2020) (Dok. Basarnas Mataram)

Bila terbangun, interaksi masyarakat Pulau Lombok dan Sumbawa akan lebih mudah.

"Pada akhirnya akan menggairahkan perekonomian," kata beberapa waktu lalu.

Jembatan tersebut bisa menjadi jalur distribusi logistik nasional.

Selain itu, PT AMNT akan mengembangkan industri pengolahan konsentrat atau smelter di Sumbawa.

Jembatan akan memberikan kemudahan yang luar biasa untuk kepentingan bisnis dan masyarakat kedua wilayah.

Saat ini jarak tempuh penyeberangan menggunakan kapal dari Pelabuhan Kayangan ke Pelabuhan Poto Tano sekitar 1,5 jam sampai 2 jam.

Baca juga: Guru Sebut Siswi SMP Lombok Timur Pembuat TikTok Injak Rapor Mempunyai Nilai Baik: Nilai Agama 85  

Bila jembatan tersebut terwujud, waktu penyeberangan dipangkas menjadi 15 menit.

Pemprov NTB menjamin jembatan itu tidak akan mematikan usaha kapal.

Masyarakat bisa memilih sendiri layanan yang lebih menguntungkan.

(*)

Berita Terkini