TRIBUNNEWS.COM - Inilah sosok Budi Gunadi Sadiki, lulusan sarjana Nuklir yang pernah jabat Direktur utama PT Inalum, sosoknya disebut-sebut pengganti Terawan sebagai Menteri Kesehatan.
Isu reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) berembus.
Sejumlah nama di luar kabinet diperkirakan bakal masuk ke kabinet untuk mengisi kekosongan posisi Menteri Sosial dan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Diperkirakan pula, sejumlah menteri lainnya akan bergeser atau bahkan terpental.
Budi Gunadi Sadikin yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN santer disebut bakal menjadi Menteri Kesehatan, menggantikan Terawan Agus Putranto.
Lalu, kader PDIP, Tri Rismaharani, disebut akan menjabat sebagai Menteri Sosial.
Adapun Menteri Agama, Fachrul Razi, kabarnya akan digantikan oleh Yahya Cholil Stakuf.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Jokowi: Tri Risma, Sandiaga Uno, hingga Fadli Zon Berpotensi jadi Menteri
Kemudian Menteri KKP akan dijabat Wahyu Sakti Trenggono, dan Sandiaga Uno yang dikabarkan akan gantikan Whisnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kabar ini tentunya belum bisa dipastikan kebenarannya karena kewenangan pengangkatan menteri menjadi hak prerogratf Presiden.
Profil Budi Gunadi Sadikin
Disebut-sebut bakal menjadi Menteri Kesehatan, seperti apa profil Budi Gunadi Sadikin?
Dikutip dari Kompas.com, Budi Gunadi Sadikin lahir di Bogor, 6 Mei 1964.
Sebelum menjadi Wamen BUMN pada 2019, Budi Gunadi Sadikin menjabat sebagai Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sejak September 2017.
Selain menjadi Wamen, saat ini Budi juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina.
Mengambil studi tentang Fisika Nuklir, Budi Gunadi Sadikin lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1988.
Kariernya kemudian diawali dengan menjadi Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik yang berpusat di Tokyo, Jepang.
Selanjutnya, ia melanjutkan karier di IBM Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Systems Integration and Professional Services Manager hingga 1994.
Dari IBM Indonesia, Budi memutuskan pindah ke Bank Bali, yang kini dikenal sebagai Bank Permata.
Budi beberapa kali memegang sejumlah jabatan.
Baca juga: Gibran Tegas Bantah Terlibat Korupsi Bansos Covid-19: Kalau Saya Mau, Kenapa Gak dari Dulu?
Jabatan-jabatan itu di antaranya sebagai General Manager Electronic Banking, Chief General Manager wilayah Jakarta, dan Chief General Manager Human Resources hingga 1999.
Kemudian, Budi bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer Banking hingga 2004.
Selanjutnya, ia meloncat lagi ke Bank Danamon sebagai Executive Vice President Consumer Banking dan Direktur di Adira Quantum Multi Finance.
Budi kemudian bergabung ke Bank Mandiri pada 2006 hingga akhirnya menjadi Direktur Inalum.
Kata Istana soal Reshuffle Kabinet
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menanggapi isu reshuffle atau perombakan kabinet Indonesia Maju.
Menurutnya, isu reshuffle tidak bisa diprediksi kapan waktu pelaksanaannya.
Hal itu lantaran penujukkan atau pun penggantian menteri merupakan hak prerogatif Presiden.
Oleh karenanya, pengumuman terkait penggantian menteri bisa dilakukan kapan saja sesuai keinginan Presiden.
"Jadi tidak bisa ada orang yang bisa memprediksi."
"Apakah sebelum 2021 atau setelah akhir tahun dan lain-lain, tidak bisa," ujar Ngabalin, dikutip dari Kompas.com, Senin (12/21/2020).
Baca juga: Isu Reshuffle, Pertemuan Empat Mata Jokowi dan Maruf Amin hingga Komunikasi Intens dengan Megawati
Ngabalin memahami, isu reshuffle ini santer terdengar sejak dua menteri Jokowi, Edhy Prabowo dan Juliari Batubara, tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia pun tak mempermasalahkan jika publik membuat prediksi-prediksi.
Kendati demikian, ia mengingatkan waktu pelaksanaan reshuffle belum dapat dipastikan.
"Hanya Tuhan dan Pak Jokowi yang tahu, karena otoritas yang diberikan kepada Presiden itu kan begitu," kata Ngabalin.
Ngabalin pun mengaku belum bisa memastikan sosok pengganti Edhy maupun Juliari.
Menurut dia, kursi tersebut bisa diisi oleh kalangan partai politik maupun non partai.
Saat ditanya tentang kemungkinan digantinya sejumlah menteri yang masih menjabat, Ngabalin juga enggan menjawab.
Ia justru meminta publik bersikap arif dan bijaksana dengan tidak membuat asumsi tentang para menteri yang mungkin akan diganti.
Baca juga: Jokowi dan Maruf Amin Gelar Pertemuan Tertutup, Reshuffle Kabinet Diumumkan Lusa?
Asumsi-asumsi itu, kata Ngabalin, akan mengganggu kinerja para menteri yang saat ini tengah fokus menghadapi pandemi Covid-19.
"Saya minta publik bersabar dan tentu saya sebagai Tenaga Ahli Utama dari KSP membutuhkan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat."
"Kalaulah nanti merombak kabinet tentu kita percaya bahwa Bapak Presiden memiliki kemampuan untuk bisa melakukan itu," kata Ngabalin.
"Kalaupun tidak tentu Bapak Presiden juga yang punya pertimbangan pemerintahan ini dan para pembantunya bisa bekerja jauh lebih baik di masa-masa akan datang," tuturnya.
(Tribunnews.com/Daryono/Malvyandie) (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul "Profil Budi Gunadi Sadikin, Sarjana Fisika Nuklir yang Disebut Bakal Gantikan Terawan jadi Menkes"