Penemuan Mayat Polisi di Lombok

Kepala Desa Jembatan Gantung Sebut Istri Brigadir Esco Tak Pernah Lapor Suami Hilang

Kepala Desa Jembatan Gantung mengaku tidak pernah mendapatkan laporan tentang hilangnya korban Brigadi Esco.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
RIBUNLOMBOK.COM/ ROBBY FIRMANSYAH
EVAKUASI MAYAT POLISI - Kepala Desa Jembatan Gantung Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat, Suhaimi saat ditemui, Senin (25/8/2025). Ia menceritakan sosok Brigadir Esco Faska Rely. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Kepala Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat, Suhaimi buka suara soal kematian warganya Brigadir Esco Faska Rely yang ditemukan tak bernyawa di sebuah kebun yang berada tak jauh dari tempat tinggal korban.

Suhaimi mengaku pihaknya tidak pernah mendapatkan laporan tentang hilangnya korban, baik itu dari pihak keluarga  atau dari kepala dusun (Kadus) setempat.

“Istrinya nggak pernah lapor kalau suami belum pulang, dan ndak pernah dia lapor kasih tau tetangga atau kadusnya,” ucap Suhaimi menjawab Tribun Lombok, Senin (25/8/2025).

Dikatakannya, pihak desa mengetahui ada penemuan mayat dari warga. Mendengar penemuan mayat tersebut Suhaimi yanng saat itu masih berada di sawah langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Saya dapat kabar pertama kali itu mau jam 04:30 Wita, saya kesini itupun dari sawah saya lari kesini (TKP penemuan korban),” katanya.

Adapun TKP tempat ditemukannya mayat korban dalam keadaan mengenaskan dengan wajah hampir tak dikenali itu merupakan milik masyarakat luar desa.

Kebun tersebut juga jarang di kunjungi warga lantaran merupakan milik pribadi.

“Sesekali warga kalau ke sana cuman untuk cari kayu bakar saja, tapi memang jarang-jarang ada warga yang ke sana akhir-akhir ini,” ungkap Suhaimi.

Baca juga: Kesaksian Mertua Korban, Orang yang Pertama Kali Menemukan Mayat Brigadir Esco

Disebutkannya, korban dikenal baik, pribadi korban juga kerab kali datang bersilaturahmi ke rumah Kades, kedatangannya tak jauh dari hobi korban yang juga sama-sama pecinta burung dengan Suhaimi.

“Setahu saya orangnya baik, dan sering (Brigadir Esco) ke rumah juga ke kebun, karena dia suka burung, ayam, kadang dia lihat-lihat itu ke rumah,” sebutnya.

Dengan kejadian penemuan mayat ini, pihak desa juga kian siaga. Pihaknya juga saat ini tengah mengintensifkan pengamanan dengan mengadakan ronda malam.

Ia menyebut, warga banyak berspekulasi bahwa kematian Brigadir Esco bukan bunuh diri, lantaran jasad korban yang ditemukan dalam keadaan yang penuh kejanggalan.

“Masyarakat banyak yang tidak perccaya dia bunuh diri, apalagi dia ditemukan tergantung di lereng dengan posisi terlentang walaupun tergantung, tapi kami serahkan ke pihak berwajib, nanti mereka yang lebih tau kronologis kebenarannya kan,” pungkasnya.

H Saihun, mertua dari alamarhum Brigadir Esco Brigadir Esco Fasca Rely menceritakan awal mulanya ia mengetahu menantunya tewas mengenaskan di sebuah kebun perbukitan di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kabupaten Lombok Barat .

Saihun mengungkapkan, shari sebelum menemukan menantunya tewas, ia kehilangan ayam. Ia saat itu hendak mencari ayamnya yang hilang. Bukannya ayam miliknya ditemukan, namun ia malah menemukan menantunya tewas dengan kondisi terikat tali,  pada Minggu (24/8/2025).

“Awalnya saya nyari ayam, ayam ini sudah  hilang satu hari. Saat saya cari ayam ini dan saya lihat tali dari jarak jauh, saya penasaran firasat saya mungkin ada bangkai, tau-tau bau amis-amis semakin mendekat dan saya temukan (Brigadir Esco),” ungkapnya kepada Tribun Lombok, Senin (25/8/2025).

Mengetahui, hal tersebut, Saihun bergegas memanggil warga dan kepala dusun (kadus) setempat.

“Pas saya tahu saya menghubungi pak kepala dusun, terus diteruskan ke polisi,” ujarnya.

Ia tidak percaya bahwa korban yang dikenal baik itu meninggal karena bunuh diri.

“Korban ini baik, ndak ada musuhnya di sini, apalagi sama istrinya, ndak pernah saya lihat dia berkelahi, jadi kami di keluarga ini tidak percaya kalau dia meninggal bunuh diri,” ucap Saihun.

Di tempat terpisah, Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan, berencana akan mengambil alih kasus penemuan mayat anggota polisi ini.

"Kemungkinan besar akan diambil alih, ditarik ke Polda," kata Syarif, Senin (25/8/2025). 

Namun sebelum itu, Syarif mengatakan Kapolda bersama Kapolres Lombok Barat, Kasat Reskrim akan menggelar rapat, terkait perkembangan penanganan kasus ini. Termasuk langkah-langkah yang sudah dilakukan. 

"Nanti kita kabari perkembangannya," kata Syarif. 

Mantan Wakpolres Mataram itu mengatakan, berdasarkan hasil visum, mayat Brigadir Esco ditemukan beberapa luka disekujur tubuh korban. Namun belum diketahui penyebabnya. 

"Ada luka, saya belum baca (hasil autopsi) sekarang masih autopsi belum kita tahu hasilnya, nanti kita rilis," jelasnya. 

Syarif juga mendalami penyebab tewasnya anggota polisi ini, apakah karena bunuh diri atau karena dianiaya. 

"Kita lihat hasilnya seperti apa, kalau ada indikasi kekerasan kita akan dalami," kata Syarif. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved