FORNAS 2025

Ratusan Penari akan Meriahkan Pembukaan Fornas 2025 di NTB, Angkat Sejarah dan Budaya Lokal

Ratusan penari akan meriahkan pembukaan gelaran, Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
JELANG PEMBUKAAN FORNAS: Sejumlah anak-anak sedang berlatih untuk tampil saat pembukaan FORNAS VIII di NTB. Sebanyak 500 penari di bawah komando koreografer dan sutradara senior Lalu Suryadi Mulawarman, akan menampilkan kolase seni dan budaya.  

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Ratusan penari akan meriahkan pembukaan gelaran, Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebanyak 500 penari di bawah komando koreografer dan sutradara senior Lalu Suryadi Mulawarman, akan menampilkan kolase seni dan budaya. 

Tak sekadar menampilkan tarian daerah, pertunjukan pembukaan FORNAS VIII kali ini dirancang sebagai sebuah kolaborasi megah antara budaya dan sejarah.

"Kita tidak hanya mengangkat kultur budaya, tetapi juga sisi historis dari NTB. Banyak tokoh-tokoh besar dari masa lalu yang belum banyak dikenal publik, itu yang coba kita angkat," ujar Lalu Suryadi di sela-sela latihan di Taman Budaya Mataram, Senin (21/07/2025).

Pertunjukan dibagi menjadi empat segmen besar. Pembukaannya akan membawa penonton mengenal sosok mitologis Dewi Anjani, atau yang dalam masyarakat Lombok disebut "Inen Gumi" yang berarti ibu bumi.

Bukan sekadar tokoh legenda, Dewi Anjani akan ditampilkan sebagai simbol kekuatan perempuan dan pelindung alam.

Segmen berikutnya kata Lalu Surya, mengangkat jejak-jejak peradaban dan tokoh bersejarah seperti Kesultanan Samawa, Kesultanan Mbojo, serta kerajaan-kerajaan di Lombok Timur.

Salah satu tokoh utama yang diangkat adalah TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pahlawan nasional pendiri Nahdlatul Wathan, serta Sultan Salahuddin dari Bima yang berjasa mempersatukan wilayah Mbojo dan Dompu dalam bingkai NKRI.

“Ini bukan hanya tarian. Ada narasi sejarah yang disampaikan secara visual, ada unsur teatrikal, ada musikalitas. Bisa disebut drama tari. Kita ingin menyampaikan sejarah dan budaya NTB secara utuh kepada penonton nasional dan internasional,” imbuh Lalu Surya.

Yang menarik lanjutnya, pertunjukan ini juga akan mengeksplorasi berbagai simbol budaya menjadi bentuk artistik tari.

Misalnya, tembolak atau tudung saji khas NTB akan dijadikan properti tari yang merepresentasikan kekuatan dan perlindungan.

Kain tenun Tembe Nggoli dari Dompu juga akan ditampilkan sebagai elemen eksploratif dalam gerak tari.

Meski begitu, Lalu Suryadi menyebut bahwa hingga H-4 pembukaan, persiapan sudah mencapai 92 persen. Beberapa properti dan kostum sedang dalam tahap akhir produksi.

“Kami ingin menunjukkan bahwa generasi emas NTB itu ada. Mereka mampu bersaing dan menunjukkan identitas budaya kita dalam panggung nasional, bahkan dunia. FORNAS ini adalah momentum memperkenalkan bukan hanya budaya, tapi juga sejarah NTB kepada masyarakat luas,” tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved