Wisata Lombok

Jalur Pendakian Gunung Rinjani Via Sembalun: Rute, Waktu Tempuh, dan Biaya

Salah satu jalur yang paling populer adalah Jalur Pendakian via Sembalun menawarkan trek yang lebih terbuka dengan pemandangan padang rumput luas

Editor: Laelatunniam
Dok. Istimewa
PENDAKIAN RINJANI - Sejumlah pendaki saat menuruni jalur menuju Danau Segara Anak. Mendaki Rinjani melalui jalur Sembalun bukanlah perjalanan singkat. Berikut estimasi waktu yang umumnya diperlukan. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra.

Dengan ketinggian mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut, Rinjani menjadi magnet bagi para petualang yang mendambakan tantangan dan keindahan alam sekaligus.

Namun, daya pikat Rinjani tidak hanya terletak pada ketinggiannya. Hamparan pemandangan yang memukau, mulai dari padang savana, tebing curam, hingga hutan tropis, menjadikannya salah satu gunung terindah di Asia Tenggara.

Di tengah kalderanya, terbentang Danau Segara Anak yang memesona sebuah danau vulkanik yang tenang dengan air berwarna biru kehijauan, menciptakan suasana magis di jantung gunung.

Keindahan alam dan tantangan medan membuat Rinjani menjadi destinasi favorit para pendaki dari dalam dan luar negeri.

Untuk mencapai puncaknya, terdapat empat jalur pendakian resmi yang umum digunakan, yaitu melalui Sembalun, Senaru, Aik Berik, dan Timbanuh.

Salah satu jalur yang paling populer adalah Jalur Pendakian via Sembalun menawarkan trek yang lebih terbuka dengan pemandangan padang rumput luas dan garis horizon yang menakjubkan.

Jalur ini kerap dipilih oleh mereka yang ingin merasakan sensasi mendaki langsung ke puncak dengan medan yang cukup menantang namun memuaskan.

Pendakian dimulai dari basecamp Sembalun dan akan melewati

Pos 1 (1.300 mdpl): Medan awalnya relatif landai, cocok untuk pemanasan. Di sini, pendaki akan disuguhi pemandangan sabana luas yang memanjakan mata.

Pos 2 (1.500 mdpl): Jalur mulai menunjukkan tanjakan yang lebih terasa, namun sabana masih mendominasi lanskap dengan sesekali bayangan pohon besar.

Pos 3 (1.800 mdpl): Pendakian mulai terasa lebih berat. Sabana perlahan berganti dengan area berhutan yang lebih rimbun dan lembap.

Pelawangan Sembalun (2.639 mdpl): Ini adalah titik perkemahan utama sebelum summit attack. Dari sini, panorama Danau Segara Anak dan garis puncak Rinjani tampak sangat jelas dan menakjubkan.

Setiap pos menawarkan pengalaman tersendiri, dan penting bagi pendaki untuk menyesuaikan ritme langkah dengan kondisi tubuh serta cuaca.

Estimasi Waktu Pendakian via Sembalun

Mendaki Rinjani melalui jalur Sembalun bukanlah perjalanan singkat. Berikut estimasi waktu yang umumnya diperlukan:

Sembalun – Pos 1: ±2–3 jam, jalur landai dan santai.
Pos 1 – Pos 2: ±1–2 jam, mulai menanjak tapi masih relatif nyaman.
Pos 2 – Pos 3: ±2–3 jam, jalur makin menanjak dengan tanjakan curam.
Pos 3 – Pelawangan Sembalun: ±3–4 jam, trek terjal dan cukup menguras tenaga.
Pelawangan – Puncak Rinjani: ±4–5 jam, dilakukan saat dini hari dengan medan curam dan berpasir, membutuhkan fokus dan stamina ekstra.

Total perjalanan pulang-pergi memakan waktu sekitar 3 hingga 4 hari, tergantung pada cuaca, kondisi fisik, dan waktu istirahat.

Estimasi Biaya Pendakian Rinjani via Sembalun
Mendaki Rinjani memerlukan perencanaan keuangan yang matang. Berikut gambaran biaya yang perlu disiapkan:

Izin Masuk Taman Nasional (Simaksi):

Pendaki lokal: Rp5.000–Rp7.500 per hari
Pendaki asing: Rp150.000–Rp250.000 per hari
Surat Keterangan Sehat: Sekitar Rp20.000

Transportasi ke Basecamp:

Dari bandara atau kota terdekat ke Sembalun: Rp300.000–Rp500.000 (mobil sewaan)
Sewa Guide dan Porter:

Guide: Rp250.000–Rp350.000 per hari
Porter: Rp150.000–Rp250.000 per hari
Peralatan Pendakian:

Jika sewa: Rp500.000–Rp1.000.000
Logistik (Makanan & Minuman): Rp200.000–Rp300.000

Biaya Tambahan: Obat-obatan pribadi, oleh-oleh, dan kebutuhan darurat lainnya.

Total estimasi biaya pendakian berkisar antara Rp2.000.000 hingga Rp3.000.000 per orang, tergantung pada kebutuhan, gaya pendakian, dan apakah kamu bergabung dengan open trip atau mandiri.
 

 

 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved