WN Brasil Jatuh di Rinjani

Dokter Forensik Perkirakan Juliana Marins Meninggal dalam Waktu Singkat Usai Kecelakaan

Alit menjelaskan, perkiraan dalam waktu singkat itu dibuktikan dengan luka di bagian kepala yang belum menimbulkan herniasi.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Dok. SAR Mataram
EVAKUASI KORBAN - Tim SAR bersiap turun ke lereng puncak Gunung Rinjani melakukan evakuasi WNA Brasil Juliana Marins, Selasa (24/6/2025). 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Dokter forensik RSUD Bali Mandara, dr. Ida Bagus Putu Alit telah melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah Juliana Marins (27), wisatawan asal Brasil yang tewas setelah jatuh di lereng puncak Gunung Rinjani.

Dalam keterangan persnya, Alit menyebut bahawa korban diperkirakan meninggal dalam waktu singkat setelah terjatuh pada keringgian ratusan meter dari puncak Rinjani.

“Dapat kita sampaikan bahwa kematian yang terjadi pada korban dalam waktu yang sangat singkat," katanya.

Alit menjelaskan, perkiraan dalam waktu singkat itu dibuktikan dengan luka di bagian kepala yang belum menimbulkan herniasi. Sebab herniasai otak terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari.

"Itu kami tidak menemukan, tidak ada bukti di kepala (terjadi herniasi), demikian juga di dada dan di perut, pendaraan itu cukup banyak, dan tidak ada organ yang mengkerut, yang menunjukkan bahwa pendarahan itu lambat," katanya.

Tim dokter memperkirakan, korban meninggal dalam waktu antara 12 sampai 24 jam setelah insiden kecelakaan.

Pada hasil autopsi, korban ditemukan luka lecet geser yang mengindikasikan bahwa Juliana memang terseret dan bergesekan dengan benda-benda tumpul.

Baca juga: Cerita Pendaki Jakarta Batal ke Puncak Rinjani karena Penutupan Jalur untuk Evakuasi Juliana Marins

Selain itu, tim forensik juga menemukan patah-patah tulang pada tubuh korban, khususnya di area dada, bagian belakang, tulang punggung, dan paha.

Dr. Alit menjelaskan bahwa patah tulang inilah yang menyebabkan kerusakan pada organ-organ dalam serta pendarahan hebat.

"Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa sebab kematian itu adalah karena kekerasan (benda) tumpul, yang menyebabkan kerusakan organ-organ dalam dan pendarahan," terang dr. Alit.

Kesimpulan ini memperkuat dugaan awal bahwa Juliana Marins meninggal dunia akibat benturan keras setelah terjatuh dari lereng Gunung Rinjani.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved