Wisata Bima

Meriam Penjajah dan Ulekan Raksasa di Puncak Gunung? Cuma Ada di Pundu Nence Bima

Dengan ketinggian mencapai 1.050 meter di atas permukaan laut (MDPL), gunung ini menjadi destinasi pendakian favorit yang mudah dijangkau

|
Editor: Laelatunniam
Dok.Istimewa
WISATA BIMA - Ribuan tenda memadati puncak gunung Pundu Nence di Kota Bima. Dengan ketinggian mencapai 1.050 meter di atas permukaan laut (MDPL), gunung ini menjadi destinasi pendakian favorit yang mudah dijangkau, terutama bagi para pendaki pemula. 

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Gunung Pundu Nence merupakan pegunungan yang terletak di bagian timur Kota Bima, tepatnya di Kelurahan Lelamase, Kecamatan Rasanae Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dengan ketinggian mencapai 1.050 meter di atas permukaan laut (MDPL), gunung ini menjadi destinasi pendakian favorit yang mudah dijangkau, terutama bagi para pendaki pemula.

Akses dan Jalur Pendakian Pundu Nence
Untuk menuju puncak Gunung Pundu Nence, hanya tersedia satu pintu masuk resmi, yakni melalui pos pendakian di Kelurahan Lelamase.

Di pos ini, para pendaki diwajibkan untuk mendaftar dan melaporkan jumlah anggota rombongan.

Perjalanan dimulai dengan menuruni sebuah bukit menuju sungai pertama lokasi ini sering menjadi titik istirahat awal bagi para pendaki.

Setelah itu, tantangan sesungguhnya dimulai saat melewati jalur yang dikenal sebagai “Bukit Penyesalan”.

Jalur ini cukup menantang karena elevasinya yang curam dan sempit, serta berdampingan langsung dengan jurang.

Bagi pendaki berpengalaman, medan ini mungkin tidak terlalu sulit, tetapi bagi pemula, dibutuhkan stamina ekstra dan kehati-hatian.

Perubahan suhu yang drastis juga menjadi tantangan tersendiri selama pendakian.

Tempat Istirahat yang Ikonik
Setelah menaklukkan Bukit Penyesalan, pendaki akan tiba di sebuah area datar yang oleh pendaki senior disebut “kafe”.

Meski bukan kafe sungguhan, tempat ini menawarkan bale-bale sederhana milik warga yang cocok digunakan untuk beristirahat.

Lanjut dari kafe, jalur pendakian menyuguhkan panorama savana hijau luas bak permadani, terutama indah ketika diselimuti kabut sore hari.

Suasana ini menghadirkan kesan romantis dan menenangkan, menjadi momen berharga setelah melewati tanjakan berat sebelumnya.

Meriam Kuno dan Ulekan Batu: Jejak Sejarah di Jalur Pendakian
Keunikan lain dari Gunung Pundu Nence adalah keberadaan tiga meriam kuno dan ulekan batu raksasa yang dapat ditemukan di sepanjang jalur pendakian menuju puncak.

Menurut cerita warga setempat, meriam tersebut merupakan peninggalan penjajah yang berhasil direbut oleh warga lokal.

Sementara ulekan batu diyakini sebagai alat untuk menumbuk bubuk mesiu. Keberadaan peninggalan sejarah ini menjadi daya tarik tambahan bagi pendaki yang mencintai sejarah dan budaya.

Jalur Aman dan Area Camping Luas di Puncak
Sebelum mencapai puncak, pendaki juga akan melewati dua sungai tambahan yang biasa digunakan untuk istirahat atau bahkan mendirikan tenda sementara.

Namun, sebagian besar pendaki memilih langsung menuju puncak karena jalurnya relatif bersahabat, kecuali saat musim hujan di mana rumput alang bisa menutupi jalur dan membuat pendaki tersesat.

Sesampainya di puncak, pendaki akan disambut dengan hamparan tanah lapang hijau seperti lapangan sepak bola, yang sangat ideal untuk kegiatan berkemah.

Di area ini, tumbuh pula beberapa jenis buah berry liar dan bunga Edelweis, menambah keindahan alami puncak Pundu Nence.

Gunung Pundu Nence juga menjadi salah satu destinasi populer saat peringatan Hari Kemerdekaan RI, di mana ribuan orang melakukan pendakian serentak.

Sayangnya, tingginya antusiasme ini juga membawa tantangan tersendiri dalam hal pelestarian lingkungan, karena tidak semua pendaki menjaga kebersihan dan kelestarian alam.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved