Tambang dan Realisasi APBD Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi NTB Triwulan I 2025
Penyebab pertumbuhan ekonomi pada triwulan I mengalami kontraksi salah satunya produksi konsentrat kering PT AMNT menurun drastis
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I mengalami penurunan 2,32 persen.
Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I mengalami kontraksi. Salah satunya produksi konsentrat kering PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menurun drastis.
Dia menyampaikan penurunan ini disebabkan karena tidak adanya ekspor sejak awal tahun 2025 lalu, sehingga gudang penyimpanan hasil tambang itu penuh.
"Kapasitas gudang yang dimiliki PT Amman di pertambangan itu sekitar 300 ribu ton, untuk Smelter juga 300 ribu ton," jelas Wahyudin, Jumat (9/5/2025).
Selain pertambangan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2025, juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di NTB. Pada triwulan IV 2024 realisasi APBD masih terjadi, karena masih ada sisa proyek yang dikerjakan.
Sementara triwulan I 2025 belum ada satupun proyek yang dikerjakan, inilah yang menyebabkan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di NTB.
Wahyudin menjelaskan, jika dilihat dari sisi lapangan usaha sektor pertanian mengalami pertumbuhan 10,28 persen dibandingkan triwulan I 2024. Disusul sektor industri tumbuh 24,89 persen.
Gubernur Lalu Muhamad Iqbal menanggapi penurunan pertumbuhan ekonomi ini, dia mengatakan hampir semua negara mengalami kontraksi akibat pengaruh ekonomi global.
"Tidak ada pilihan lain, kita harus melakukan promosi di berbagai sektor," ucapnya.
Iqbal mengatakan ekonomi NTB kedepannya tidak ingin terlalu bergantung pada pertambangan, itulah alasannya promosi di sektor pariwisata mulai dimainkan.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.