Berita Pendidikan

6 Tahun Rusak Tak Diperbaiki, Dua Kelas SDN 4 Jurit Baru Lombok Timur Nyaris Roboh

Kondisi ruang kelas sebanyak dua lokal di SDN 4 Jurit Baru yang berada di Desa Jurit Baru, Lombok Timur sangat memprihatinkan

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ TONI HERMAWAN
SEKOLAH RUSAK – Kondisi SDN 4 Jurit Baru yang ada di Desa Jurit Baru, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, Rabu (23/4/2025). Sejak gempa 2018 silam sekolah ini alami kerusakan dan tidak kunjung diperbaiki. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR – Bangun ruang kelas sebanyak dua lokal di SDN 4 Jurit Baru yang berada di Desa Jurit Baru, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur semakin mengkhawatirkan.

Ruang belajar sekolah ini mengalami kerusakan sejak gempa Lombok tahun 2018 silam.

Plt Kepala Sekolah SDN 4 Jurit Baru  H Sapri mengatakan, jika bangunan dua ruang kelas di SDN 4 Jurit Baru rusak dua ruang kelas yang digunakan kelas I dan IV.

Dengan kondisi ini siswa dipindahkan belajar ke rumah dinas dan ke pelataran sekolah.

“Sebenarnya gak nyaman (belajar di rumah dinas) guru juga gak nyaman di sana karena gak layak juga,” terang Sapri saat ditemui, Selasa (23/4/2025).

Ia menambahkan ruang kelas tersebut terpaksa ditutup lantaran kondisi memprihatinkan dan mengkhawatirkan bagian atap kelas ambruk.

“Terpaksa kita tutup (ruang kelas) karena mengkhawatirkan,” tambahnya.

Baca juga: Lima Hari Tertahan di Gili Mas, Peternak Sapi Bima Terjepit Ongkos dan Ancaman Kerugian

Untuk tetap menjamin kegiatan belajar mengajar (KBM), rumah dinas sekolah hingga teras sekolah dipergunakan untuk kegiatan belajar.

“Siswa kadang kita gabung-gabung,” keluhnya.

Meskipun pembelajaran dipindah ke ruang kelas lainnya dan rumah dinas, namun saat hujan, sekolah juga rawan kebanjiran dan terjadinya kebocoran atap.

“Iya pasti, rumah dinas kalau hujan yang kehujanan lihat aja bagian atap. Saat hujan biasa kita tarik anak-anak kadang di teras dan depan kantor asal tetap jalan proses pembelajaran,” katanya.

Saprin mengakui sejak rusak saat gempa 2018 silam, kepala sekolah sebelum-sebelumnya telah mengusulkan untuk perbaikan, namun hingga belum ada titik terang dari pemerintah.   

“Kepala sekolah sebelumnya pada tahun 2018 telah mengusulkan dan telah membuat laporan kondisi sekolah dan sudah ada tanggapan akan mendapatkan bantuan tapi kok hilang,” ucapnya.  

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved