Berita Nasional

Mahfud MD Tanggapi Tagar Indonesia Gelap: 'Tidak Seluruhnya Gelap Banyak Juga yang Terang'

Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), menanggapi isu yang berkembang tentang kondisi Indonesia

Editor: Laelatunniam
Tribunnews.com/Gita Irawan
INDONESIA GELAP - Mantan Menko Polhukam RI Mahfud MD saat ditemui di kantor MMD Initiative Jakarta Pusat pada Kamis (26/12/2024). Mahfud menanggapi demo mahasiswa yang usung slogan Indonesia Gelap. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), menanggapi isu yang berkembang tentang kondisi Indonesia saat ini yang dirangkum dalam tagar Indonesia Gelap.

Mahfud MD yang juga pernah menjadi calon wakil presiden pada Pilpres 2024 ini menegaskan bahwa tidak semua aspek di Indonesia berada dalam keadaan buruk. Meskipun ada kebijakan yang patut dikritisi, Mahfud percaya bahwa banyak hal yang berjalan dengan baik di negara ini.

“Tidak seluruhnya gelap. Banyak juga yang terang dan yang terang itu tidak perlu dihambur-hamburkan atau diproteskan,” ujar Mahfud MD ketika ditanya pers di UGM, Yogyakarta, Kamis (20/2/2025).

Menurut Mahfud MD, meskipun ada isu yang perlu diperbaiki, seperti kebijakan terkait efisiensi, bukan berarti seluruhnya negatif. Ia mencontohkan program pemberian makanan bergizi gratis yang disambut baik dan tidak perlu menjadi bahan protes.

Selain itu, Mahfud juga menyoroti pentingnya efisiensi dalam pengelolaan negara. Ia mengingatkan bahwa sejak era Orde Baru, masalah birokrasi yang tidak efisien sudah menjadi keluhan masyarakat. Oleh karena itu, apabila pemerintah kini mendorong efisiensi, hal itu perlu dihargai dan diapresiasi.

“Siapa yang bilang efisiensi itu jelek? Sejak zaman Orde Baru kita marah karena negara tidak efisien. Dulu, inefisiensinya menurut Pak Sumitro itu 30 persen. Mungkin sekarang, temuan itu dilanjutkan oleh Pak Prabowo. Kita hormati itu,” jelasnya.

Berkenaan dengan aksi demonstrasi mahasiswa yang membawa slogan 'Indonesia Gelap', Mahfud MD menganggap hal itu sebagai bagian dari aspirasi demokrasi yang perlu dihargai, meskipun ia mengingatkan agar kritik yang disampaikan tetap konstruktif.

Mahfud menegaskan bahwa efisiensi harus dilakukan secara selektif dan tidak asal memangkas anggaran di semua sektor. 

Menurutnya, efisiensi harus diterapkan pada pengeluaran yang tidak berdampak signifikan, seperti proyek yang tidak jelas manfaatnya dan gaya hidup mewah pejabat yang menggunakan anggaran negara.

“Kalau lalu bidang ini 10 persen, bidang ini 20 persen, bidang ini 60 persen, dipotong-potong begitu kan kurang tepat,” ujarnya.

Terkait kekhawatiran mahasiswa soal pemangkasan anggaran pendidikan dan Uang Kuliah Tunggal (UKT), Mahfud menilai hal itu telah dijelaskan oleh pemerintah. 

Ia menyebutkan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengklarifikasi bahwa bantuan pendidikan memang akan dikurangi, termasuk subsidi UKT.

“Kalau itu tidak perlu diresahkan,” kata Mahfud.

Namun ia menyoroti kebijakan pembekuan beasiswa baru dari pemerintah.

Mahfud menilai bahwa meskipun beasiswa lama tetap berjalan, kebijakan tidak membuka beasiswa baru perlu dipertimbangkan kembali.

“Saya kira itu perlu dipertimbangkan, terutama untuk pendidikan,” tegasnya. 

Soal demo mahasiswa
Mahfud MD  menilai aksi mahasiswa yang terjadi belakangan ini sebagai bagian dari aspirasi demokrasi yang harus dihargai. 

Seperti diketahui demo mahasiswa juga mengusung slogan 'Indonesia Gelap'.

Mahfud MD mengingatkan agar kritik yang disampaikan tidak bersifat nihilistik, seolah-olah semua kebijakan pemerintah selalu salah.

“Tentu harus dihargai sebagai aspirasi, mudah-mudahan tidak ada tindakan yang sifatnya kontraproduktif bagi pembangunan demokrasi, baik dari mahasiswa maupun dari aparat,” kata Mahfud MD.

Menurutnya, materi protes yang disampaikan dalam aksi-aksi mahasiswa bisa saja benar, tetapi tetap perlu disikapi secara proporsional. 

Kritik yang konstruktif, kata Mahfud, lebih bermanfaat dibandingkan sikap yang menolak segala kebijakan pemerintah tanpa pengecualian.

“Gerakan-gerakan yang sekarang timbul, ya silakan nanti dinilai dan diolah sendiri oleh pemerintah melalui proses-proses yang demokratis. Demokrasi yang berkeadaban, yang terbuka, menampung semua aspirasi yang memang menjadi hak konstitusional warga negara,” ujarnya.

Mahfud juga menyinggung reshuffle kabinet yang baru-baru ini dilakukan Presiden Prabowo Subianto.

Ia menilai kritik terhadap reshuffle sebaiknya tidak terburu-buru dan perlu ditunggu hasilnya terlebih dahulu, terutama di sektor pendidikan tinggi.

“Beberapa misalnya yang kemarin ada reshuffle, orang lalu nyinyir, menurut saya ya kita tunggu, mungkin akan memperbaiki keadaan misalnya di bidang pendidikan tinggi,” katanya.

Ia menegaskan bahwa aksi demonstrasi merupakan hal yang wajar dalam demokrasi, tetapi perlu disikapi dengan pemikiran terbuka dan tidak hanya berfokus pada sisi negatif kebijakan pemerintah.

“Saya rasa begitu saja. Tidak apa-apa ada demo-demo dan sebagainya,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Mahfud MD Tanggapi Demo Mahasiswa Indonesia Gelap Tidak Seluruhnya Gelap Ada Juga yang Terang

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved