Berita Lombok Timur
PMI Asal Lombok Timur Hilang Kontak Belasan Tahun, Ditemukan Sakit di Malaysia
PMI asal Dusun Bagik Anjar, Desa Wanasaba Lauk, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur, akhirnya ditemukan setelah hilang kontak selama belasan tahun
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Dusun Bagik Anjar, Desa Wanasaba Lauk, Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur, akhirnya ditemukan setelah hilang kontak selama belasan tahun.
PMI bernama Ibu Mahsum tersebut sebelumnya diduga telah meninggal dunia oleh pihak keluarga. Namun, pada akhir Januari 2025, video yang memperlihatkan dirinya tengah terbaring sakit di rumah sakit Malaysia beredar di media sosial.
Aktivis Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) Foundation, Firman Sidik, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil penelusuran dan pendampingan, diketahui Ibu Mahsum berangkat ke Selangor, Malaysia, pada tahun 2009. Namun, setahun kemudian, ia kehilangan kontak dengan keluarganya di Lombok Timur.
“Di Malaysia, dia dikenal dengan nama Siti Umrah Bin Ahmad. Saat ini, beliau dalam kondisi sakit dan dirawat di rumah sakit,” ujar Firman saat ditemui pada Selasa (4/2/2025).
Sejak hilang kontak, pihak keluarga menduga bahwa Ibu Mahsum telah meninggal dunia. Bahkan, namanya telah dihapus dari Kartu Keluarga (KK) dan data kependudukannya tidak lagi tercatat di kantor desa maupun Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).
"Dia dianggap meninggal dunia oleh keluarga, bahkan datanya hilang di kantor desa dan Dukcapil. Hingga viralnya video tersebut di akhir Januari," katanya.
Firman menyebutkan, sasalah yang kendala dihadapi dalam upaya pemulangan Ibu Mahsum ke Indonesia adalah statusnya yang telah overstay di Malaysia.
Baca juga: 672 Calon PMI NTB Gagal Berangkat ke Malaysia, LFPPDL Mengadu ke DPRD
Selain itu, seluruh dokumen penting seperti paspor dan identitas diri telah hilang, sehingga menjadi kendala utama dalam proses administrasi kepulangannya.
"Itu jadi persoalan, sementara untuk pelaporan dan pemulangan harus berbasis data, itu kendala kita untuk pemulihan data," jelas Firman.
Meski menghadapi banyak kendala, ADBMI tetap berupaya mendampingi kasus ini dan berharap ada keterlibatan dari pemerintah untuk mempercepat proses pemulangan.
"Kami terkendala data, di data KK sudah tidak ada, di satu sisi yang bersangkutan dianggap meninggal oleh keluarga, bahkan di Dukcapil data tidak ada, tapi kami sudah komunikasi dengan pemerimtah desa siap menanggulangi permasalah terkait data ini,” tambahnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.