Berita NTB

Kasus DBD di NTB Awal Januari 2025 Tembus 485 Kasus, 2 Orang Meninggal Dunia

Dikes NTB mencatat 485 kasus demam berdarah dengue (DBD) pada Januari 2025 dengan dua korban meninggal dunia

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
DBD NTB: Kepala Dinas Kesehatan NTB Hamzi Fikri ditemui Tribun Lombok di Kantor Gubernur NTB, Kamis (30/1/2025). Ia menjelaaskan ada 485 kasus yang menjangkit warga di awal Januari 2025 ini. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat 485 kasus demam berdarah dengue (DBD) pada Januari 2025.

Kepala Dinas Kesehatan NTB Hamzi Fikri mengatakan, dari ratusan kasus tersebut, dua kasus mengakibatkan meninggal dunia terjadi di Kabupaten Dompu.

Hamzi merincikan, kasus DBD yang terjadi di Kota Mataram sebanyak 29 kasus, Kabupaten Lombok Barat 125 kasus, Kabupaten Lombok Tengah 73 kasus, Kabupaten Lombok Timur enam kasus dan Kabupaten Lombok Utara 33 kasus.

Lebih lanjut, Kabupaten Sumbawa Barat 26 kasus, Kabupaten Sumbawa 73 kasus, Kabupaten Dompu 35 kasus dua orang meninggal dunia, Kabupaten Bima 50 kasus dan Kabupaten Bima delapan kasus.

"DBD ini disebabkan karena musim penghujan, baru awal tahun sudah ada kematian masuk kejadian luar biasa, kita harus meningkatkan kewaspadaan," kata Fikri, Kamis (30/1/2025).

Fikri mengatakan pencegahan dan pengendalian DBD dapat terus dilakukan melalui upaya promotif dan preventif, baik dengan edukasi secara langsung maupun tidak langsung.

“Dinas Kesehatan Provinsi NTB melakukan upaya pencegahan dan penanganan DBD dengan memberikan imbauan kepada seluruh kabupaten/kota melalui surat edaran Kepala Dinas tentang antisipasi peningkatan kasus dan potensi KLB DBD,” tegas Fikri.

Baca juga: DBD di NTB Capai 3.848 Kasus, Warga Diimbau untuk Cegah Penularan dengan 3M

Mantan Direktur RSUD Provinsi NTB itu mengatakan DBD memiliki ciri awal DBD mirip dengan flu, ditandai dengan rasa nyeri sendi, demam, sakit kepala hebat, hingga mual. Selain itu, timbulnya demam berat yang berlangsung dua sampai tujuh hari.

“Pencegahan DBD yang paling utama adalah dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan konsep 3M Plus,” ujar Fikri.

Mengantisipasi lonjakan kasus DBD ini, lanjut Fikri, Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengeluarkan Surat Kesiapsiagaan Peningkatan Kasus DBD sejak awal Februari untuk Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-NTB.

Tak hanya itu, Dinas Kesehatan Provinsi NTB juga mendistribusikan logistik untuk kegiatan pencegahan, pengendalian (insektisida, larvasida, dan alat pengendalian) dan alat diagnosa DBD (RDT NS1 Combo).

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved