Berita Lombok Tengah

Indahnya Ribuan Kupu-kupu di TWA Gunung Tunak, Begini Keunikan dan Makna Keberadaannya

Pemandangan kupu-kupu berkelompok dapat dengan mudah ditemukan disepanjang jalan Gunung Tunak Kecamatan Pujut, Lombok Tengah

Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Pemandangan indah kupu-kupu beterbangan di TWA Gunung Tunak, Lombok Tengah. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Musim penghujan menjadi surganya ribuan kupu-kupu untuk keluar di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak, Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah

Keberadaan kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah ditemukan disepanjang jalan Gunung Tunak. Spesies hewan ini berterbangan berkelompok membentuk suatu pemandangan yang sangat indah. 

Berdasarkan pantauan Tribun Lombok, bentuknya berukuran sedang dengan dominasi warna putih. Mereka berkelompok muncul di beberapa titik jalan di Gunung Tunak

Mereka juga tampak muncul banyak sekali di kandang rusa Gunung Tunak di sebuah genangan air kandang. 

 Fungsional PEH BKSDA NTB Lalu Gede Gangga Widarma mengatakan, kupu-kupu di Gunung Tunak terdapat sekitar 60-an jenis. 

Kupu-kupu biasanya berada didekat sumber mata air namun di Tunak dapat ditemukan dengan mudah karena banyak pakan yang melimpah. 

"Kalau banyak pakan yang melimpah berarti kondisi alam Gunung Tunak itu masih bagus. Keberadaan kupu-kupu ini sebagai indikator kesehatan lingkungan. Jika kupu-kupu banyak berarti lingkungan masih bersih dan sebaliknya," jelas Lalu Gede, Kamis (2/1/2025).

Baca juga: Wanita Bertato Kupu-kupu Ditemukan di Sungai Cisadane, Tangan Terikat dan Kepala Dibungkus Plastik

Kupu-kupu di Gunung Tunak memiliki keunikan. Setiap periode biasanya kupu-kupu yang muncul akan berbeda-beda. 

Kalau pada musim penghujan yang muncul adalah yang berwarna putih dengan ukuran kecil yang memiliki nama ilmiah Leptosia nina. 

Kemudian pada akhir musim kemarau nantinya akan muncul jenis kupu-kupu yang memiliki ukuran cukup besar dengan warna hitam biru. 

"Kupu-kupu ini ya muncul sendiri di lingkungan alam Gunung Tunak. Dari adanya telur, kemudian larva, menjadi kepompong, hingga kupu-kupu adalah siklus alaminya," ungkap Lalu Gangga. 

Lebih lanjut Lalu Gangga menyebutkan, pakan ulat yang nantinya menjadi kupu-kupu sangat banyak tersedia di Gunung Tunak

Daun-daunan masih bersih, alami, tidak ada pestisida sehingga sangat disukai ulat sebagai bakal kupu-kupu. Selanjutnya kalau udah jadi kupu-kupu butuh nektar dari bunga. 

"Disini jumlahnya ada ribuan. Dari satu spot aja ratusan di jalan-jalan. Mereka dijalan itu karena mencari mineral, nyari garam. Dia menghisap itu. Selain menghisap nektar dari bunga, mereka mencari mineral yang dapat ditemukan di tanah di sepanjang jalan Gunung Tunak," pungkaa Lalu Gangga. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved