Poltekpar Lombok Imbau Objek Wisata Punya Persiapan Maksimal Sambut Wisatawan di Libur Nataru
Pengelolaan destinasi wisata merupakan hasil kolaborasi asosiasi, pemerintah, serta masyarakat
Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Direktur Politeknik Pariwisata Lombok Dr Ali Muhtasom mengimbau agar objek wisata tidak dibuka sebelum jelas kesiapannya menyambut wisatawan pada saat Natal dan Tahun baru (Nataru) 2025.
Hal itu sebagai bentuk implementasi setelah kementerian pariwisata (Kemenpar) RI mengeluarkan surat edaran tentang penyelenggaraan kegiatan wisata yang akan, nyaman, dan menyenangkan.
"Jadi teman-teman destinasi objek wisata itu, jangan buka objeknya sebelum clear kesiapannya. Sebagai contoh, toiletnya belum siap, masih banyak sampah dan sebagainya. Nanti dibuka ketika sudah memenuhi kriteria yang sudah disiapkan atau 3 poin yaitu aman, nyaman dan menyenangkan," jelas Ali Muhtasom kepada Tribun Lombok.
Cak Ali, sapaan akrabnya mengungkapkan, untuk menciptakan tiga poin tersebut, Poltekpar Lombok memberikan edukasi karena pariwisata tidak parsial.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Resmikan 2 Gedung Baru Poltekpar Lombok
Artinya, mulai dari naik pesawat, tiba di Bandara, dijemput mobil travel dan sebagainya harus menyenangkan.
"Dan tentunya saya selaku direktur telah memberikan wejangan kepada mahasiswa, pegawai untuk berperan aktif. Ketika teman-teman datang ke daerah wisata, ya suara ini harus disampaikan. Kemudian nanti ketika kami bersama-sama hadir dalam periode itu (libur Nataru) sedang jalan, ya kita harus aktif saling mengingatkan," jelas Cak Ali.
"Ini yang sudah kami ingatkan secara internal. Sayakan juga bagian dari BPPD NTB. Tentunya ini juga bagian dari membangun citra pariwisata NTB. Dengan kesiapan kita, bahwa di Lombok sedang mempersiapkan pelayanan aman, nyaman dan menyenangkan buat wisatawan yang akan datang. Ini promosi, memberikan keyakinan," sambungnya.
Cak Ali mengatakan, pada prinsipnya pengelolaan destinasi wisata tidak bisa dilakukan sendiri. Dari asosiasi, pemerintahan, dan semuanya harus ikut serta.
"Sebagai contoh, ketika suatu destinasi membuat prosedur tetap untuk penanganan wisatawan dimasa Nataru maka harus dibuat rules up gamenya," jelas Cak Ali.
Cak Ali mengingatkan CHSE yaitu cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan) penting diterapkan.
Cak Ali mengimbau masyarakat untuk memilih destinasi liburan dalam negeri guna mendorong pergerakan wisatawan nusantara.
Masyarakat diharapkan dapat memilih destinasi yang telah dilengkapi dengan alat keselamatan yang sesuai dengan pedoman pariwisata.
Selain itu, mengecek prakiraan cuaca dari BMKG secara berkala juga perlu dilakukan mengingat libur Nataru diperkirakan akan berlangsung di tengah musim penghujan.
"Perhatikan juga kondisi fisik saat berlibur, jangan terlalu lelah atau kurang tidur," pungkasnya.
(*)
Prodi Pariwisata Universitas Hamzanwadi Kirim Mahasiswa Program Pertukaran ke Poltekpar Lombok |
![]() |
---|
Ratusan Pemandu Wisata di Gunung Rinjani Ikuti Sertifikasi, Wujudkan Pariwisata Berkualitas |
![]() |
---|
386 Mahasiwa Poltekpar Lombok Resmi Raih Status Diploma, 75 Persen Sudah Bekerja Sebelum Wisuda |
![]() |
---|
273 Mahasiswa Poltekpar Diwajibkan Dapat Sertifikasi Sebelum Wisuda, Ini 5 Jenis Uji Kompetensinya! |
![]() |
---|
Pemprov NTB Siap Kolaborasi dengan Mandalika International Festival, Harap Konsep Lebih Baik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.