Debat Pilgub NTB

Perbedaan Strategi 3 Paslon Gubernur NTB untuk Tingkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan

Berikut strategi tiga paslon gubernur NTB 2024 untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di daerah

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Suasana debat kedua Pilgub NTB, Jumat (8/11/2024). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Debat kedua pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), berlangsung meriah, Jumat, (8/11/2024) malam.

Salah satu sub tema yang dibahas berkaitan dengan pengembangan pariwisata di daerah.

Ketiga paslon memiliki cara tersendiri untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di NTB, serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Paslon nomor urut 1 Hj Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyafirin (Rohmi-Firin) membeberkan strategi pengembangan pariwisata, yakni wisata berkelanjutan dengan menjaga lingkungan alam.

"Bagaimana mungkin orang mau betah dengan kita kalau alam tidak bagus tempatnya kotor, digitalisasi harus dikembangkan, pembenahan destinasi wisata kita harus dilakukan agar standar destinasi kita kelas dunia," kata Rohmi.

Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 2 Zulkieflimansyah dan H Suhaili Fadhil Tohir (Zul-Uhel) mengatakan, untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke NTB dengan menambah rute pesawat serta menurunkan harga tiket.

Zul yang merupakan petahana mengatakan, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke NTB paling banyak datang dari Malaysia.

"Bukan apa apa karena gampang aksesnya dari Malaysia kesini, penerbangan langsung harus diperbanyak dari Malaysia Australia Singapore dan lain sebagainya," kata Zul.

Baca juga: Dua Paslon Pilgub NTB Klaim Dapat Dukungan Prabowo, Rohmi-Musyafirin Andaalkan Doa Masyarakat

Paslon nomor urut 3 Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) membeberkan startegi pengembangan pariwisata, Iqbal mengatakan ada tiga cara yang susah disiapkan pasangan tersebut jika terpilih.

Pertama peningkatan kualitas pariwisata (quality tourism), kedua pengembangan wisata meeting, insentif, convention dan event (Mice) serta membangun Kawasan Khusus Ekonomi (KEK) Muslim Friendly Tourism.

Iqbal mengatakan dengan pengembangan pariwisata seperti itu wisatawan tidak hanya datang pada bulan Mei sampai September saja, melainkan akan datang sepanjang tahun ke NTB.

Selain itu pengembangan KEK Khusus Muslim Friendly Tourism tersebut akan membuat lama menginap lebih panjang serta pengeluaran akan lebih banyak.

"Bayangkan NTB itu memiliki MotoGP, Mandalika super prioritas, dekat dengan Bali punya kesempatan untuk mendapatkan luberan," kata Iqbal. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved