Debat Pilkada NTB
Strategi Pasangan Rohmi-Firin untuk Menyediakan Rumah Layak Huni di NTB
Paslon gubernur dan wakil gubernur NTB nomor urut 1, Rohmi-Firin menyampaikan starategi penyediaan rumah layak huni di NTB yang masih mencapai 66,31 %
Penulis: Andi Hujaidin | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Sitti Rohmi Djalilah-Musyafirin atau Rohmi-Firin menyampaikan starategi penyediaan rumah layak huni di NTB.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat pada tahun 2023 lalu, rumah layak huni baru mencapai 66,31 persen, sisianya masih dalam kendisi belum latał.
Atas kondisi demikian pasangan Rohmi Firin akan menjalin koordinas dan sinergi antar pemerinatah provinsi dan kabupaten/kota di NTB.
“Nah taDi ada sekitar 40 persen rumah tidak layak huni di NTB, ini tentu akan kita bangun sinergisitas dengan pemerintahan kabupaten/kota, karna bagaimanapu juga pemerintahan kaabupaten kota juga harus sepakat kebutuhan akan papan rumah layak adalah kebutuhan dasar,” kata Firin menjawab pertanyaan dari moderator saat debat terbuka perdana, Rabu (23/10/2024).
“Dengan demikian strategi kami dengan pasangan Rohmi-Firin ini lika terpilih, maka pengawasan gubernur terhadapa kegitan pemerintahan kabupaten/kota harus diseniergikan, artinya mereka juga diminta membangun rumah layak huni, bekerjasama dengan pemerintahan provinsi,” sambungnya.
Diterangkan juga, APBD masing-masing daerah kabupaten/kota data ditinjau dan dievaluasi agar dapat membangun rumah laak huni.
“APBD nya juga kita evoluais masing-masing kabupaten/kota, kemudian apabila target tidak terlalu memadai, ia (kabupaten/kota) memberikan anggaran ke pada rumah tidak layak huni,” kata mantar Bupati Sumbawa Barat itu.
Baca juga: Tanggapi Rohmi-Firin Soal Solusi RTLH, Iqbal-Dinda Sebut Budaya Gotong Royong
Sementara untuk marakanya pembangunan perumahan di kawasan ruang terbuka hijau, Musyafirin berpandangan hal itu dapat ditekan dengan regilulasi yang baik.
“Kecukupan ruang di Pulau sumbawa tata rang ini tidak menjadi masalah untuk ruang terbuka hijau, di Pulau Lombok karena ini padat perlu ada pengaturan khusus agar bisa terkendali,” kata Musyafirin.
Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 menilai paslon Rohmi-Firin menjadi kandidat yang paling mencuri perhatian terutama karena penyampaian visi dan solusi konkret atas berbagai masalah yang mendera Bumi Gora.
“Debat bukan hanya sekedar presentasi, tapi panggung untuk menunjukkan visi dan kepemimpinan. Penyampaian visi dan solusi konkret pasangan Rohmi-Firin atas berbagai masalah yang membelit NTB, membuat mereka tampil memukau. Sudah pasti ini akan meninggalkan jejak di hati pemilih dan mendekatkan pasangan Rohmi-Firin dengan kemenangan,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto di Mataram.
Didu sapaan karib karib direktur menegaskan, didaulat tampil paling pertama menyampaikan visi misinya, Rohni-Firin langsung membetot perhatian pemirsa yang menonton debat yang disiarkan langsung televisi nasional ini dengan visinya ”NTB yang Maju Berdaya Saing”.
Visi itu kata Didu dipaparkan Rohmi begitu gamblang dalam debat. Dan menjadikannya membekas di benak publik. Apalagi dibarengi dengan diksi yang sangat menarik. Dimana Rohmi-Firin mengikhtiarkan NTB yang maju ekonominya. Maju kualtias hidup masyarakatnya. Berdaysa saing SDM-nya dan bersaya saing daerahnya.
Pasangan Rohmi-Firin kata Didu, juga sangat tahu, bahwa mewujudkan visi tersebut tak bisa sendiri. Karena itu disampaikan bahwa butuh sinergi dari pusat ke provinsi, dari provinsi dan kabupaten/kota, dan bahkan sinergi sampai desa dan kelurahan. Butuh pula dukungan seluruh lapisan masyarakat. Lintas etnis dan suku.
Didu menegaskan, solusi konkret juga disampaikan pasangan yang identik dengan “Jilbab Ijo” ini, yakni dengan menyampaikan satu kata kunci bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat terkait pendidikan, kesehatan, dan infrastrukturnya. Dan ini akan didukung dengan sistem pemerintahan yang bersih, mersitroktasi, dan melayani. Yang kesemuanya berbasis data dan teknologi untuk efektivitas pelaksanaanya.
”Solusi konkret yang disampaikan pasangan Rohmi-Firin ini adalah jembatan antara visi dan realita. Sebagai calon pemimpin NTB lima tahun berikutnya, Rohmi-Firin terlihat betul akan menghadirkan tindakan nyata dalam setiap kebijakannya," kata Didu menganalisa.
Pasangan Rohmi-Firin dinilainya paling menonjol dan konsisten menunjukkan hal tersebut sepanjang debat perdana berlangsung, dibanding dua pasangan kandidat lainnya.
Apalagi dalam debat, pasangan ”Jilbab Ijo” menekankan bagaimana di sektor pendidikan tidak boleh lagi ada masyarakat NTB yang putus sekolah. Informasi untuk pendidikan juga harus sampai ke desa. Dan pemerintah juga akan memfasilitasi beasiswa.
Di sektor kesehatan, Rohmi-Firin dalam debat menegaskan tidak boleh ada lagi masyarskat NTB yang tidak bisa berobat. Puskesmas akan diupgrade sehigga bisa melayani kasus awal gawat darurat. Rumah Sakit milik Pemprov NTB di Sumbawa juga akan dibuat bisa melayani emergency sehingga tidak harus dibawa dan dirujuk ke Pulau Lombok. Pun masyarakat yang tidak mampu, Rohmi-Firin jjha akan memastikan seluruhnya mendapat bantuan sosial.
Secara umum, debat perdana ini kata Didu, memang menjadi arena di mana para kandidat saling beradu argumen, gagasan, dan strategi. Moderator debat memandu diskusi tentang berbagai isu krusial, seperti penanganan kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan juga perumahan. Meskipun seluruh kandidat menunjukkan pemahaman yang baik tentang topik-topik tersebut, pasangan Rohmi-Firin dinilainya lebih unggul dalam merinci program-program yang ditawarkan.
Saat pendalaman isu yang lebih spesifik, pasangan Rohmi-Firin juga tetap konsisten dengan hal tersebut. Hal ini misalnya tampak saat pasangan perpaduan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa ini menjawab pertanyaan terkait nasib guru PTT dan guru honorer.
Rohmi-Firin menekankan pentingnya perhatian guru honorer tidak hanya di sekokah negeri semata. Tapi juga guru di sekolah swasta yang jumlahnya juga tak kalah banyak. Solusi realistis yang ditawarkan Rohmi-Firin adalah membuka akses sertifikasi guru bagi para guru honorer dan PTT ini sehingga terbuka ruang peningkatan kesejahteraan, selain juga ruang pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.