Berita Lombok Timur
16 Peserta Banprog Kemenaker Timba Ilmu Bahasa Jepang di LPK Doryouku
16 orang asal Nusa Tenggara Barat (NTB) berkesempatan menimba ilmu di LPK Doryouku, melalui program ementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker)
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sebanyak 16 orang asal Nusa Tenggara Barat (NTB) berkesempatan menimba ilmu di LPK Doryouku.
Belasan orang tersebut meraih kesempatannya melalui bantuan program (Banprog) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) melalui Unit Pelayanan Teknis Pusat (UPTP) Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kabupaten Lombok Timur.
Pelatihan tersebut akan berlangsung selama 45 hari kerja dimulai dari tanggal 12 Agustus sampai 14 Oktober 2024. Bantuan program dari Kementerian Tenaga Kerja yang bekerja sama dengan LPK Doryouku ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan.
Kepala LPK Doryouku Maryam melalui Divisi Manajemen dan Administrasi Yeni Susanti mengatakan, hampir 100 persen penerima bantuan program tahap pertama tersebut sudah berangkat ke Jepang.
"Satu orang bekerja di Bali karena memang tidak diizinkan oleh orang tuanya, sementara Banprog kedua yang sudah berangkat tiga orang,empat orang lainnya baru lulus interview," kata Yeni, Senin (19/8/2024).Yeni mengatakan, bantuan program kedua baru dilaksanakan pada Oktober 2023 lalu, sehingga belum banyak peserta yang berangkat.
Sementara pada tahun ini peserta Banprog ketiga ini berasal dari berbagai daerah di Lombok seperti Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur.
"Karena memang target satu tahun belajar barulah mereka siap diberangkatkan ke Jepang," lanjutnya.
Selain itu juga dia berharap dengan banprog ini Doryouku mampu membantu pemerintah dalam menekan angka pengangguran di NTB.
Baca juga: Pelatihan Bahasa Jepang dari Kemenaker Kerja Sama dengan Bali Tosha Lombok Kochi Kembali Dibuka
Kepala UPTP BPVP Lombok Timur Verry Fahrudin mengatakan jumlah penerima bantuan program pelatihan tersebut yang bisa berangkat ke Jepang tersebut bertambah, hingga mencapai angka 100 persen.
"Bantuan program 2024 ini paketnya sangat terbatas, tahun ini turun dibandingkan tahun lalu, sehingga kita melakukan seleksi yang cukup ketat," kata Verry.
Peserta tidak hanya akan diajarkan bagaimana menggunakan bahasa Jepang yang baik dan benar, namun juga akan diajarkan adat dan budaya masyarakat disana yang tentunya jauh berbeda dengan masyarakat di Indonesia.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.