Pilkada NTB
Tanggapan Lalu Iqbal Soal Peluang Head to Head di Pilgub NTB
Lalu Muhammad Iqbal tanggapi munculnya kabar terkait dua poros atau head to head pada Pemilihan Gubernur (Pilgub NTB) 2024
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Bakal calon Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal, menanggapi munculnya kabar terkait dua poros atau head to head pada Pemilihan Gubernur (Pilgub NTB).
Sejauh ini, kata Lalu Iqbal, dirinya hanya fokus mengejar target batas minimum syarat pencalonan untuk mendaftar di KPU nanti.
"Jujur saja saya belum sempat memikirkan mau tiga pasang atau head to head, tapi yang jelas sekarang kita mencari batas minimum untuk maju (Pilgub)," kata Iqbal saat ditemui usai menerima surat tugas dari Partai Gerindra, Rabu (17/7/2024) lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) itu mengatakan, selain fokus menyiapkan persyaratan untuk maju. Ia juga bersama pasangannya Indah Damayanti Putri alias Dinda, membuka peluang kepada partai politik lainnya untuk bergabung mendukung pasangan tersebut.
"Kalau ada partai lain mau bergabung, ini perjuangan tentunya tidak bisa sendiri dalam berjuang, kami pasangan Iqbal-Dinda membuka diri," jelasnya.
Pasangan Iqbal-Dinda sudah mencukupi jumlah kursi untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU), setelah mendapatkan surat tugas dari Partai Gerindra dengan perolehan 10 kursi dan surat rekomendasi dari Partai Amanat Nasional (PAN) dengan empat kursinya.
Terpisah pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Dr Ihsan Hamid mengatakan, untuk peluang mewujudkan dua poros pada Pilgub NTB bukan suatu yang mustahil terjadi.
Namun dia melihat terjadinya dua poros tersebut cukup berat, pasalnya membutuhkan ongkos yang besar. Karena masih ada tiga partai dengan jumlah kursi banyak di DPRD Provinsi NTB belum menentukan arah dukungan.
"Membutuhkan ongkos dan energi besar, yang pasti membutuhkan persetujuan elit di Jakarta," kata Ihsan, Jumat (19/7/2024).
Sehingga semua kemungkinan masih bisa terjadi selama partai-partai tersebut belum menentukan pilihan, tiga partai yang dimaksud diantaranya Partai Golkar dengan 10 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) enam kursi dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tujuh kursi.
"Sikap dua tiga partai peraih suara dominan akan menjadi penentu terbentuknya tiga empat poros," jelasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.