Berita Lombok Timur
Sepanjang 2023, LPA Temukan Kasus Kekerasan Santri di 15 Ponpes Lombok Timur
LPA Lombok Timur mencatat ada 15 Pondok Pesantren (Ponpes) ditemukan kasus kekerasan sepanjang tahun 2023
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lombok Timur mencatat, dalam kurun waktu 2023, ditemukan sebanyak 15 pondok pesantren (Ponpes) diduga melakukan tindak kekerasan terhadap peserta didiknya
Hal tersebut disampaikan langsung Ketua LPA Lotim, Judan Putra Baya setelah dikonfirmasi TribunLombok.com, Jumat (28/6/2024).
Disampaikannya, kasus kekerasan ini bukan hanya terkait perundungan saja namun juga terindikasi adanya kasus kekerasan seksual.
"Di Lombok Timur dari beberapa yang kami tangani, lebih dari 15 pondok pesantren yang kasus kekerasan terhadap santri itu terjadi," ucap Judan.
Hal ini lanjut dia, terjadi imbas dari kesan tertutupnya Ponpes yang ada di daerah ini. Bahkan Ponpes yang ada seolah sengaja menutup akses luar yang punya etika baik dalam rangka memberikan pemantauan.
Adapun dari temuan LPA sendiri, banyak diantara Ponpes yang ada saat ini tidak representatif untuk kehidupan santri yang menetap di lingkungan pondok.
Seperti halnya, penginapan para santri yang sempit dan dipaksakan untuk menampung santri yang terbilang banyak.
"Untuk itu, bicara tentang mess atau penginapan santri-santri beberapa penduduk pesantren itu juga perlu ditinjau kembali oleh Kemenag misalnya atau lembaga terkait," katanya.
Baca juga: 3 Fakta Dugaan Penganiayaan Santriwati hingga Kritis di Ponpes Al-Aziziyah Lombok Barat
Dengan itu lanjut dia, ada indikasi tidak manusiawi para santri dengan kondisi mess yang tersedia, dimana ruangannya rata-rata ukuran 5x5 atau 6x5 meter itu sampai dihuni oleh belasan dan bahkan puluhan santri dan santriwati.
"Nah tentu ini juga akan berdampak pada kesehatan santri dan santriwati, karena mereka datang dari berbagai pelosok tentu dengan tingkat kesehatan yang berbeda-beda," tutupnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.