Berita NTB
DP3AKB Catat 90,3 Persen Calon Pengantin di Lombok Timur Beresiko Melahirkan Anak Stunting
P3AKB Lombok Timur mencatat sebanyak 90,3 persen calon pengantin (Catin) di daerah tersebut beresiko melahirkan anak stunting
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur mencatat sebanyak 90,3 persen calon pengantin (Catin) di daerah tersebut beresiko melahirkan anak stunting.
Data DP3AKB soal resiko stunting tersebut terhitung dalam rentan waktu Januari-Mei 2024.
"Dari yang 90,3 persen ini bukan berarti tidak sehat melainkan saat dilakukan pemeriksaan sebelum dikeluarkan elsimil itu digali semua oleh petugas termasuk didalamnya pengetahun," ucap Wakil Ketua tim penurunan stunting Kabupaten, Dr. Sopiati Jamila setelah dikonfirmasi TribunLombok.com, Kamis (13/6/2024).
Diterangkannya, data sangat berbanding terbalik dengan Catin yang sudah ideal untuk melangsungkan perkawinan.
"Dari pemeriksaan menyeluruh itulah didapatkan hanya 7,7 persen yang siap dan ideal," sambungnya.
Dikatakannya, ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemerintah untuk mempersiapkan catin yang betul-betul ideal dan siap menikah.
Diperkirakan di Lombok Timur pasangan yang menikah setiap tahunnya mencapai 12.255 tetapi hingga bulan Maret 2024 angkanya masih relatif kecil.
Dari banyaknya catin yang menikah dengan kurang ideal ini banyak ditemukan anak yang dilahirkan memiliki resiko seperti lingkar tangan kurang dari normal dan HB kurang.
Dengan banyak ditemukan hal demikian dikatakannya akan berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil ditentukan saat catin masih gadis, Karenanya kesehatan catin tidak ditentukan saat mengandung saja tetapi menunjuk pada saat sebelumnya
"Karena dari catin yang sehat dan ideal inilah akan melahirkan genereasi yang bebas stunting. Jadi ibu hamil yang sehat itu berasal dari gadis-gadis yang sehat," demikian Sopiati.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas DP3AKB Lotim, H. Ahmat mengatakan, saat ini terdapat 75 ribuan resiko stunting termasuk didalamnya catin.
Karena itu berbagai strategi telah dicoba untuk sama-sama menanggulangi permasalahan tersebut. Termasuk melalui aplikasi Elsimil untuk menciptakan catin yang sehat.
Cuma lanjut dia, sekarang yang menjadi hambatan besar itu dari orang tuan catin yang berpatokan modal menikah itu hanya dua, yaitu cinta dan kerja. Dimana orang tua juga terkadang tidak pernah memikirkan hukum positif pernikahan, karenya itu 3 bulan sebelum menikah itu harus ada bimbingan pra nikah.
"Insyaallah dalam rangka hari keluarga nasional kita akan mencoba menggerakkan capaian elsimil itu betul-betul mencapai target karena itu salah satu indikator percepatan penurunan stunting," terang Ahmat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.