Ramadhan

Minggu Pertama Puasa, Harga Telur Ayam di Pasar Lombok Timur Naik Tembus Rp60 Ribu per Trai

Memasuki hari ke dua puasa pada Ramadhan 1445 hijriah tahun ini, sejumlah bahan pokok di pasaran terpantau mulai naik.

Ahmad Wawan Sugandika/TribunLombok.com
Dokumentasi telur di pasaran dimana minggu pertama puasa harga telur ayam yang terpantau naik di pasar Lombok Timur tembus Rp60 ribu per trai. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Memasuki hari ke dua puasa pada Ramadhan 1445 Hijriah tahun ini, sejumlah bahan pokok di pasaran terpantau mulai naik.

Di antara yang mengalami kenaikan ini adalah telur ayam yang naik hingga tembus di harga Rp60 ribu per trai.

Harga telur saat ini sudah tembus diharga Rp 60 ribu per terai. Kenaikan harga telur dari peternak langsung.

"Harga telur sekarang naik, harganya sangat melonjak. Kecil-kecil begini harganya Rp60 ribu per terai," ucap salah seorang pedagang telur ayam di Pasar Masbagik, Nuraini, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Harga Beras di Pasar Tradisional Lombok Tengah Tembus Rp 17 Ribu Per Kilogram

Sebelumnya harga telur ayam untuk ukuran campur dijual dengan harga Rp50 - Rp55 ribu per terai.

Kenaikan harga telur ini terjadi sejak beberapa hari terakhir. Diprediksi harga telur ini akan kembali mengalami kenaikan, mengingat telur merupakan salah satu bahan pokok yang banyak dicari selama puasa.

Aini mengaku, untuk mendapatkan stok telur juga cukup sulit. Di mana kandang-kandang tempat ia biasa mengambil saat ini sudah banyak yang kosong. Hal ini dikarenakan telur lokal banyak dijual ke luar daerah seperti Jawa dan Sumbawa.

"Kita cukup susah untuk mencari stok karena telurnya banyak yang dilempar ke Jawa dan Sumbawa. Makanya kita susah untuk mencari stok di kandang," ujarnya.

Kendati mahal, permintaan telur pada hari pertama puasa cukup tinggi. Tingginya permintaan ini namun tidak dibarengi dengan stok yang banyak. Pada bulan sebelumnya, dalam sehari ia bisa menjual sebanyak 60-100 terai. Namun, saat ini ia hanya bisa menjual 50 terai saja.

Keuntungan yang didapatkan juga menurun dibandingkan dengan hari biasanya. Tidak jarang ia juga harus berdebat dengan para pembeli karena dianggap mempermainkan harga telur pada bulan puasa ini.

"Laris telur di hari pertama ini. Tapi itu kita harus berdebat dengan para pembeli ini. Mereka menganggap kita yang mainkan harganya padahal sudah naik dari kandang," pungkasnya.

Baca juga: Harga Beras di NTB Makin Mahal Jelang Ramadhan, Pemerintah Perbanyak Operasi Pasar

Di tempat terpisah, peternak ayam petelur asal Dusun Terentem, Desa Kabar Kecamatan Sakra, Hendra menambahkan, harga telur sejak beberapa hari ini mengalami kenaikan. Telur yang sebelumnya dijual dengan harga Rp52 ribu per terai saat ini dijual dengan harga Rp55 ribu untuk yang campur.

"Alhamdulillah harga telur beberapa hari ini sudah mulai naik. Harganya macem-macem. Ada yang jual Rp54-Rp55 per terai untuk ukuran campur," jelasnya.

Diakui, kenaikan harga telur ini merupakan hal yang biasa terjadi sejak pertengahan bulan Sakban sampe dengan bulan Ramadhan. Bahkan hal ini hampir terjadi setiap tahun. Kenaikan harga telur lokal ini juga disebabkan oleh naiknya harga telur di Jawa dan Bali dan telur dari luar daerah sudah jarang masuk ke Lombok.

"Kalau pakan hanya jagung yang sedikit turun. Sekarang sudah Rp 8.000 per kilogram. Sebelumnya Rp9.000 perkilogram. Kalau pakan yang lain seperti konsentrat, dedak pakan jadi harga sama saja," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved