Kaesang Kampanye di Lombok
Klarifikasi Ketua PSI NTB soal Kadernya yang Arogan Usir Wartawan saat Liput Kaesang
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI NTB Agus Kamarwan, menyampaikan permohonan maaf atas sikap kadernya yang usir wartawan saat liput Kaesang.
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Agus Kamarwan, menyampaikan permohonan maaf atas sikap arogansi kadernya.
"Saya mohon maaf atas sikap adik-adik itu, namanya juga mereka baru belajar jadi narasinya belum bisa diatur," kata Agus, saat dihubungi TribunLombok.com, Jumat (29/12/2023).
Pasalnya saat kedatangan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep ke NTB, salah satu kadernya Dedi Irawan melontarkan kalimat yang tidak menyenangkan kepada awak media yang meliput kegiatan tersebut.
Baca juga: Wartawan Diusir saat Liput Acara Kaesang Pangarep di Lombok, Ketua IJTI NTB Buka Suara
Awak media yang hadir di Hotel Lombok Raya Mataram yang menjadi lokasi Kopdarwil itu, tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan.
"Tapi kalau kita tidak berikan kesempatan kapan mereka mau belajar, masak yang sudah kaki tiga saja yang jadi depan," lanjut Agus.
Sementara itu, Dedi yang merupakan caleg DPRD Kabupaten Lombok Barat, berulang kali meminta media untuk segera meninggalkan ruangan, hingga Dedi melontarkan kalimat tidak menyenangkan.
"Yang jelas sudah ada SOP-nya, silahkan sebelum kami menggunakan kekerasan itu saja," kata Dedi melalui pengeras suara.
Atas kejadian tersebut Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Riadis Sulhi menyayangkan kejadian tersebut.
Menurut Riadi, seharusnya panitia tidak menggunakan cara kolot yang seperti itu. Lebih lebih di era keterbukaan informasi seperti saat ini.
"Seharusnya cara-cara kolot seperti itu tidak perlu terjadi, apalagi di era keterbukaan seperti saat ini. Media kan punya hak untuk mendapatkan informasi tentang kedatangan ketua PSI untuk disebar ke masyarakat," tegas Riadis.
Baca juga: Tanggapi Hasil Survei PSI Tak Lolos Parlemen, Kaesang Tetap Optimis: Kita Masih Ada Waktu
Ia juga menambahkan bahwa jika ada yang melarang, berarti dia tidak paham arti keterbukaan informasi. Dan jika memang acaranya digelar tertutup, seharusnya panitia bisa menyampaikannya dengan baik, tanpa harus dengan bahasa feodal seperti itu.
"Jika ada yang melarang berarti dia tidak paham arti keterbukaan informasi. Kita menyayangkan caranya begitu, ini tidak boleh terulang, harus menjadi catatan di internal partai," tambah Riadis.
Sebagai informasi, tiga wartawan yang mendapat perlakuan seperti itu yakni Rahmatul Kautsar dari tvOne Mataram; Fitri Rahmawati dari Kompas TV; dan M Awaludin dari Berita Satu TV.
(*)
Wartawan Diusir saat Liput Acara Kaesang Pangarep di Lombok, Ketua IJTI NTB Buka Suara |
![]() |
---|
POPULER LOMBOK: Kaesang Yakin PSI Menang di NTB - 5 Pembuat Lumpia Terbakar Hidup-hidup |
![]() |
---|
Tanggapi Hasil Survei PSI Tak Lolos Parlemen, Kaesang Tetap Optimis: Kita Masih Ada Waktu |
![]() |
---|
Suasana Kopdarwil PSI NTB Dipimpin Kaesang: Dilarang Rekam Video, Selain Kader Diminta Keluar |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Ketum PSI Kaesang Pangarep Kampanye di Lombok, Disambut Gendang Beleq dan Kain Tenun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.