BTNGR Tutup 6 Jalur Pendakian Gunung Rinjani, Semua Bukit Dipastikan Tetap Dibuka Normal

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menutup 6 jalur pendakian Gunung Rinjani mulai tanggal 31 Desember 2023 - 31 Maret 2024.

|
Instagram btn_gn_rinjani
Salah satu sudut pendakian Gunung Rinjani - Pihak BTNGR memastikan wisata bukit di Gunung Rinjani tetap dibuka meskipun jalur pendakian ditutup. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menutup 6 jalur pendakian Gunung Rinjani mulai tanggal 31 Desember 2023 - 31 Maret 2024.

Ke-6 jalur pendakian yang mengalami penutupan diantaranya, Jalur Pendakian Sembalun, Senaru, Torean, Aik Berik, dan Tetebatu, tiga yang lainnya merupakan air terjun yakni air terjun Jeruk Manis, Mayung Polak, dan Mangku Sakti.

Akan tetapi, untuk wisata non pendakian tetap dibuka seperti diantaranya bukit Gedong, Savana Propok, Savana Dandaun, Bukit Nanggi, Pal Jepang, Bukit Malang dan lainnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

"Jang bukit-bukit yang ada di bawah pengelolaan Taman Nasional itu kami tidak tutup untuk bulan Januari sampai dengan Maret, itu masih dibuka normal," ucap Pengendali Ekosistem Hutan BTNGR, Budi Soesmardi, Kamis (21/12/2023).

Kendati tetap dibuka kata dia, ada beberapa hal yang harus dijaga dan diperhatikan oleh wisatawan yang hendak melakukan pendakian.

Budi meminta kepada mitra pengelola melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan pengunjung agar memperhatikan kelengkapan sebelum dilakukannya pendakian, mengingat perubahan cuaca dari musim kemarau ke penghujan menyebabkan rentan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti angin kencang, hingga longsor.

"Jadi mereka (Pengelola dan Wisatawan) kita minta untuk mempersiapkan diri pertama dengan peralatan yang mencukupi seperti kalau menginap harus membuat tenda, sleeping bed dan juga matras, itu standar pendakian yang mesti diterapkan," katanya.

Selain itu, para pengunjung juga diminta harus mematuhi imbauan dari pengelola, misal saat cuaca buruk dan jumlah pengunjung juga sudah melebihi kuota, maka pengelola akan secara otomatis menstop pendakian.

Selain itu, untuk meningkatkan keamanan para wisatawan yang hendak melakukan pendakian, BTNGR sendiri telah membuat tim khusus yang bertugas melakukan skrining.

"Mereka nanti akan melakukan skrining awal untuk para pengunjung yaitu memeriksa
bawaan sampah, kita juga memeriksa biasanya kalau yang di bukit-bukit itu alat musik terus salon box gitar kembang api itu kita tidak bolehkan, karena kita tidak ingin terjadi seperti misalkan di Bromo," tuturnya.

Baca juga: 130 Hektare Lahan di Kawasan Gunung Rinjani Terbakar Selama 3 Hari

Khusus untuk kembang api, dikarenakan penggunaannya banyak di penghujung tahun membuat benda itu menjadi atensi dari pihak BTNGR sendiri.

"Karena meskipun hujan itu juga kemungkinan ada terbakar karena curah hujan yang saat ini kan masih begitu rendah, belum-belum tinggi, jadi terjadinya kebakaran akibat kembang api itu juga masih memungkinkan," katanya.

Untuk itu, pihaknya juga telah menyiapkan tindakan preventif bagi para wisatawan yang kedapatan membawa barang barang yang dilarang tersebut.

"Jadi kalau ditemukan kita menahan barang-barang itu, nanti barang-barang yang kita larang seperti yang disebutkan itu akan ditahan oleh petugas yang ada di pintu-pintu masuk," tutupnya.

(*)

 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved