Si Kancil Mencari Seniman

Namun pada suatu hari, ketika induk kancil sedang pergi keluar untuk mencari makan, seeokor burung kecil datang mengetuk jendela rumah kancil.

Editor: Sirtupillaili
pixabay.com
Ilustrasi kacil 

Oleh: Putu Nita Nugraha Dewi

Pada zaman dahulu kala hiduplah seekor kancil yang tinggal dengan induknya di tengah hutan.

Induk dari kancil sangat protektif kepada anaknya, ia melarang kancil keluar dari rumahnya agar tetap aman dari ancaman hewan pemangsa.

Namun pada suatu hari, ketika induk kancil sedang pergi keluar untuk mencari makan, seeokor burung kecil datang mengetuk jendela rumah kancil.

“Halo kancil-kecil,” burung beo menyapa.

“Halo” kancil memperhatikan warna unik nan cantik pada bulu burung tersebut dan berkata “Warnamu begitu cantik, bagaimana kau mendapatkannya?” tanya kancil dengan polos.

“Aku mendapatkannya dari seorang seniman di kota, ia melukiskannya untukku” ujar burung beo.

“Itu luar biasa!” ujar kancil bersemangat “Aku harap ia juga bisa melukisku dengan indah seperti itu”.

“Aku akan menunjukan tempatnya untukmu, ayo ikuti aku!”

“Tidak bisa, ibuku akan memarahiku nanti.”

“Ia tidak perlu tahu” ujar burung beo tersenyum licik, “lagi pula kita akan kembali sebelum gelap”.

“Baiklah ayo kita pergi”.

Kancil mengikuti burung beo tersebut, namun tanpa kancil sadari bukannya terbang ke arah kota burung beo tersebut, dia malah terbang ke arah goa serigala.

Sesampainya di sana kancil merasa kebingungan.

“Beo tempat ini tidak terlihat seperti kota yang diceritakan ibuku”.

“Bagaimana kau tahu, kau bahkan belum pernah melihat kota sekalipun”.

Kancil tetap mengikuti burung beo menyusuri lorong yang gelap hingga ia mendengar lolongan serigala.

“Itu serigala!”.

“Bukan itu sang seniman” ujar burung beo berusaha meyakinkan kancil.

“Jangan jadi pengecut ayo tetap jalan”.

Mereka berdua tetap menelusuri goa tersebut hingga mereka bertemu langsung dengan seekor serigala, tanpa aba-aba serigala tersebut langsung berlari berusaha menerkam kancil.

Kancil berlari terbirit-birit sambil berteriak minta tolong.

Sesampainya ia di luar goa, seekor beruang memukul sang serigala hingga terjatuh ke tanah membuat sang serigala tak sadarkan diri.

Setelah itu beruang itu menghampiri kancil yang masih gemetar ketakutan.

“Kau tidak apa nak?” ujar sang beruang khawatir.

“Aku baik-baik saja terimakasih” jawab kancil dengan kakinya yang masih gemetar.

“Apa yang kau lakukan disini? Goa serigala sangatlah berbahaya.

“Burung beo menuntunku ke sini ia ingin mempertemukanku dengan seorang seniman.”

“Burung beo telah menipumu nak ia adalah teman dari sang serigala”.

Merasa dihianati oleh burung beo, kancil pun mulai menangis dan memutuskan untuk kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah ia melihat ibunya yang menangis dan berlari ke arahnya.

“kemana saja kamu!” ujar ibu kancil tegas namun berlinang air mata.

“Maafkan aku ibu, aku hendak pergi ke kota namun seekor burung beo menyesatkanku” jawab kancil sembari menangis tersedu-sedu.

“Aku berjanji akan tetap tinggal di rumah selamanya.”

“Tidak nak, ini juga salah ibu seharusnya ibu memperbolehkanmu untuk melihat dunia luar sehingga tak seorang pun bisa membohongimu.”

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved