Penanganan Stunting

Turunkan Angka Stunting hingga 12,38 Persen, Lombok Barat Melampaui Target Nasional

Bupati Lombok Barat Hj Sumiatun mengatakan, pada bulan Agustus 2023 angka stunting di Kabupaten Lombok Barat mencapai 12,38 persen.

|
Penulis: Sinto | Editor: Dion DB Putra
FOTO ISTIMEWA/KIRIMAN MITRA
Bupati Lombok Barat Hj Sumiatun. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terus berikhtiar menurunkan angka stunting di daerah tersebut.

Bupati Lombok Barat Hj Sumiatun mengatakan, pada bulan Agustus 2023 angka stunting di Kabupaten Lombok Barat mencapai 12,38 persen.

Baca juga: Gerakan Amaq Milu Posyandu, Inovasi TPPS Lombok Utara Menekan Prevalensi Stunting

Angka tersebut sudah melampaui target nasional yakni 14 persen untuk tahun 2023. Ini berdasarkan data e-PPBGM Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat.

"Kasus stunting di Lobar (Lombok Barat) harus mencapai satu digit di tahun 2024 mendatang. Mari kita terus tingkatkan kolaborasi dan sinergitas agar target satu digit angka stunting bisa tercapai tahun depan," terang Hj Sumiatun di Gerung, Kamis (30/11/2023).

Ketua Golkar Lombok Barat ini mengatakan, untuk mencapai target satu digit pihaknya terus berupaya memperkuat kolaborasi dan sinergitas dalam memberikan edukasi, sosialisasi hingga bimbingan kepada masyarakat yang terdampak stunting.

Hj Sumiatu lebih lanjut mengatakan, dengan kebersamaan akan lebih mudah untuk mencapai suatu tujuan.

Hal ini merupakan suatu kewajiban tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan secara bersama-sama.

"Kami berharap peran para ibu PKK baik di tingkat desa dan kecamatan harus lebih aktif dalam mendampingi masyarakat," ujarnya.

Secara terpisah, dokter spesialis anak. dr. Indri Hapsari menjelaskan penting mengetahui perkembangan dan mencegah terjadinya stunting sejak bayi masih berada dalam kandungan.

Selain pemberian gizi yang kurang baik ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya stunting pada anak.

Sebut misalnya pernikahan dini, kurangnya pengetahuan, terpapar asap rokok, pertumbuhan janin terhambat, sanitasi dan lingkungan yang tidak menerapkan PHBS.

"Pemicu utama terjadinya stunting ialah pernikahan di bawah umur yang dipastikan dapat mencakup semua faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya stunting pada anak," jelasnya

Untuk itu ia mengajak para tim penggerak PKK agar menjadi garda terdepan menurunkan angka stunting.

Hal tersebut dapat dilakukan melalui pendampingan, edukasi dan sosialisasi di desa masing-masing.

Menurutnya, memerangi kasus stunting bukan sekadar menjalani tugas atau program, melainkan dapat berkhidmat kepada masyarakat Lombok Barat.

Bupati mengajak semua pihak untuk terus berupaya mensosialisasikan langkah untuk mencegah stunting. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved