Chord Lagu Sasak
Polisi yang Intai Terduga Teroris di Lombok Timur Sempat Dikira Maling
Pihak kepolisian berjaga bergantian setiap tahunnya mengintai gerak-gerik terduga M
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Kasus warga Dusun Majelo, Desa Terara, Lombok Timur inisial M (40) yang diduga jaringan teroris menyita perhatian publik.
Rupanya kediaman terduga M sudah diawasi Tim Densus 88 Antiteror sejak 2017 lalu.
Kepala Wilayah Kekawilan Majelo Timur Lalu Nasirudin mengungkapkan pernah curiga soal adanya 5 orang yang mengintai rumah M.
"Saya pikir dia maling taunya pas saya tanya dia ngakunya polisi, dan itu terjadi tahun 2017 lalu," ucap Nasirudin, saat ditemui TribunLombok.com, Jumat (20/10/2023).
Baca juga: Kesaksian Ibu Terduga Teroris di Lombok Timur saat Anaknya Ditangkap
Dikatakannya, saat itu dirinya tidak sepenuhnya tau alasan pihak kepolisian melakukan pengintaian tersebut.
Pihaknya hanya diminta untuk tidak membocorkan kegiatan operasi intelijen itu.
Bahkan, kata dia, pihak kepolisian berjaga bergantian setiap tahunnya mengintai gerak-gerik terduga M.
"Itu intelnya setiap tahun bergantian, dia ngintainya dari bengkel yang di sebelah barat itu, ada juga yang sampai buat KTP Jenggik," ungkapnya.
Pada saat penangkapan, dirinya juga tak kaget.
Baca juga: Pengakuan Ibu Terduga Terorisme di Lombok Timur, Perilaku Anaknya Berubah Sejak Pulang Jadi TKI
Nasirudin juga sudah mengira ada hal yang mencurigakan dari gerak gerik M.
Lantaran terduga M juga yang masih berstatus keluarga dengan Nasirudin terkesan tertutup.
Bahkan pada acara keagamaan seperti zikiran hingga maulidan terduga M terkesan menolak ketika diajak.
"Apabila ada salah seorang warga kita meninggal kan tradisi disini itu zikiran selama 9 hari, nah dia (terduga M) tak pernah mau ikut kalau diajak," ungkapnya.
Nasirudin membenarkan M sebelumnya pernah menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Sejak pulang dari Arab Saudi sekira tahun 2017 lalu, gerak-gerik M mulai tertutup.
Bahka kata dia, kelangsungan pernikahan terduga M dengan istrinya yang merupakan gadis dari Bima itu sebelumnya tidak diketahui secara pasti oleh keluarga.
"Jadi dulu ayahnya mulai sakit-sakitan pas dia nikah itu, dia kan nikahnya di Bima, nggak di sini," tuturnya.
Terduga M sering berpergian ke luar pulau seperti ke Sumbawa dan Bima.
Baca juga: Densus 88 Menangkap 2 Terduga Teroris di Lombok Timur, Sita Kitab hingga Hardisk Komputer
Nasirudin mengungkap, pasca terjadinya penangkapan terduga M pada Kamis (20/10/2023) kemarin, kegiatan masyarakat kembali seperti biasanya.
Istrinyapun masih berjual es seperti biasa di kedai yang dibuatnya persis di depan rumah.
"Memang juga kan dia (terduga M) tinggal sama Istri dan Ibunya di situ," demikian Nasirudin.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.