MotoGP Mandalika
Di Balik Kemeriahan MotoGP Mamdalika 2023, Sejumlah Warga Masih Menuntut Lahannya Dibayar
Di balik euforia penyelenggaraan balap internasional tersebut, sebagian warga masih berupaya agar lahan mereka di KEK Mandalika dibayar.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Ajang MotoGP di Sirkuit Mandalika menjadi angin segar bagi kebangkitan industri pariwisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Namun di balik euforia penyelenggaraan balap internasional tersebut, sebagian warga masih berupaya agar lahan mereka di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika dibayar.
Karena itu, sejumlah warga melakukan aksi di kawasan Sirkuit Mandalika, pada Sabtu (14/10/2023). Warga yang ditemani kuasa hukumnya ini duduk menunggu di Halte Batu Kotak, dan memberikan keterangan pers.
Warga menilai pemerintah dan pengelola kawasan abai atas hak-hak mereka. Bahkan menjelang penyelenggaraan balap MotoGP, spanduk-spanduk mereka dicopot.
Habibi, pendamping dari Lembaga Studi dan Bantuan Hukum (LSBH) NTB mengungkap, warga merasa terintimidasi dengan pengerahan aparat keamanan secara berlebihan dalam pengamanan MotoGP Mandalika 2023.
Baca juga: Dukung Ajang MotoGP di Mandalika, Pertamina Hadirkan Pertamax Turbo Untuk Operasional PMIC
"ITDC melalaui aparat keamanan (kepolisian) tidak henti–hentinya melakukan teror dan intimidasi serta mengkebiri tuntutan warga terdampak mengenai ganti rugi atas lahan, relokasi yang adil dan pemulihan kembali penghidupannya," kata Habibi, Sabtu (14/10/2023).
Tapi tudingan warga terkait dugaan teror dan intimidasi ini dibantah pihak Polda NTB.
Habibi mengungkapkan, pada Jumat, (13/10/2023), sekitar 30 personel kepolisian melakukan sweeping ke rumah-rumah warga di dalam kawasan Mandalika. Petugas menurunkan spanduk berisi tuntutan warga.
"Sapnduk-spanduk yang sudah terpasang di lahan, diantaranya bertuliskan 'bayar tanah kami', bunyi spanduk yang terpasang di tanah milik Amaq Bengkok, Saudara Lalu Syukri dan Sibawaih selaku pemilik lahan yang merasa belum mendapatkan haknya," ungkapnya.
Bahkan lanjut dia, puluhan massa yang dimobilisir oleh oknum camat juga turut melakukan hal yang sama.
"Tentu hal yang tidak mudah dan membutuhkan keberanian cukup untuk tetap berjuang di tengah intimidasi," tandasnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Arman Asmara Syaripuddin yang dikonfirmasi TribunLombok.com membantah adanya tindak intimidasi.
Meski demikian dia tidak membantah adanya pengamanan spanduk atau banner warga tersebut.
"Ya memang ada banner yang diamankan kemarin," ucapnya singkat.
Kilas Balik Hal Unik MotoGP Mandalika 2023, Jack Miller Jadi Kang Panggul Galon |
![]() |
---|
5 Lokasi Penjualan Tiket Offline MotoGP Mandalika 2024 di Mataram dan Mandalika |
![]() |
---|
MGPA Temui Pj Gubernur NTB Hasanuddin Bahas Persiapan MotoGP Mandalika 2024 |
![]() |
---|
Jokowi dan Prabowo Diagendakan Menonton MotoGP 2024 di Sirkuit Mandalika |
![]() |
---|
MotoGP Mandalika 2024 Bakal Tingkatkan Nation Branding Indonesia di Mata Dunia Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.