Kuli Bangunan Bunuh Dosen

Keluarga Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan Dosen UIN Surakarta, Singgung Masalah Pekerjaan

Pasalnya, pengakuan tersangka bahwa korban melontarkan kalimat yang membuatnya tersinggung berbeda dengan kondisi kala itu.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Adik korban pembunuhan (kiri) Fatim Nabila Fitri dan ayah korban pembunuhan (kanan) Prof Moh Hasil Tamzil usai pemakaman korban, Sabtu (26/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Keluarga Wahyu Dian Silviani, dosen UIN Surakarata yang menjadi korban pembunuhan di Jawa Tengah mengungkap sejumlah kejanggalan dalam kasus yang menimpa korban.

Pasalnya, pengakuan tersangka bahwa korban melontarkan kalimat yang membuatnya tersinggung berbeda dengan kondisi kala itu.

Adik korban, Fatim Nabila Fitri saat ditemui usai pemakaman mengatakan, pada hari Senin itu kakaknya yang juga dosen di UIN Raden Mas Said Surakarta sedang ada kegiatan kampus.

"Katanya dia ditegur kakak saya hari Senin kemarin, sementara kakak saya hari Senin itu di kampus," jelas Fatim, Sabtu (26/8/2023).

Hal ini memperkuat dugaan kejanggalan yang dirasakan keluarga korban pembunuhan oleh tukang bangunan tersebut.

Baca juga: Keluarga Dosen UIN yang Tewas Dibunuh Endus Kejanggalan, Ungkap Sosok Dian Tak Banyak Bicara

Sehingga keluarga meminta polisi menemukan dalang pembunuhan sadis itu.

"Harapan kepada polisi jangan puas dengan tersangka ini saya merasa dia orang suruhan karena apa yang diakui sama pelaku tidak sesuai dengan kenyataan," kata Prof Moh Hasil Tamzil, ayah korban.

Lebih lanjut Prof Tamzil mengatakan, Dian sempat bercerita beberapa hari sebelum peristiwa nahas itu, bahwa jam mengajar di kampusnya berkurang.

Sebelumnya, jam mengajar Dian katanya padat, namun sejak beberapa waktu belakangan menjadi sedikit.

Bahkan dalam sehari hanya ada satu jam mengajar untuk Dian.

"Dia cerita, "biasanya banyak saya ngajar pak tapi sekarang cuma satu" artinya kalau untuk kepentingan kerja tidak cukup," kata Dosen Fakultas Peternakan Unram tersebut.

Hal ini menjadi pertanyaan dibenak korban dan keluarga saat itu.

Peristiwa pembunuhan tersebut berkaitan dengan kejadian pengurangan jam itu.

Selain aktif sebagai tenaga pendidik di UIN Raden Mas Said Surakarta, Dian juga aktif dalam aktivitas pengabdian seperti pengembangan bank sampah di Surakarta.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved