China
Jumlah Kaum Jomblo di China Kian Meningkat, Mereka Enggan Menikah dan Bangun Keluarga
Semakin banyak anak muda, terutama perempuan yang lahir pada 1990-an dan 2000-an, menjadi acuh tak acuh terhadap pernikahan pada usia muda.
TRIBUNLOMBOK.COM, BEIJING - Jumlah kaum muda di China yang enggan menikah dan membangun rumah tangga semakin meningkat dewasa ini.
Mereka terutama perempuan lebih memilih jadi jomblo karena sejumlah alasan. Tidak semata terkait insentif pemerintah, angka pengangguran yang tinggi, dan tekanan keuangan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Enzy Storia Menikah dengan Molen Kasetra, Kabar Mengejutkan Buat Fans!
Kisah dari sejumlah orang muda China berikut ini menggambarkan problem yang mereka hadapi terkait pernikahan.
Menurut Jingyi Hou (29), seorang guru sekolah di provinsi Shanxi di utara China, pernikahan bukanlah prioritas dirinya saat ini.
Terlepas dari kegigihan orangtuanya dalam mengatur sekitar 20 kencan untuknya selama tiga tahun terakhir, Jingyi tetap melajang dan tidak merasakan urgensi untuk menemukan pasangan hidup.
"Pernikahan adalah tentang kebebasan. Tidak semua orang perlu menikah secepat mungkin,” katanya kepada DW. Jingyi tidak sendirian.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan Kementerian Urusan Sipil China pada Juni lalu, jumlah pencatatan pernikahan di seluruh negeri adalah yang terendah dalam 37 tahun, setelah delapan tahun mengalami penurunan. Hanya 6,83 juta pasangan yang menikah di China tahun 2022 lalu.
Semakin banyak anak muda, terutama perempuan yang lahir pada 1990-an dan 2000-an, menjadi acuh tak acuh terhadap pernikahan pada usia muda.
Menurut buku tahunan sensus China terbaru, usia rata-rata pernikahan pertama di negara itu pada 2020 adalah 28,6 tahun, hampir empat tahun lebih tua dibanding 10 tahun sebelumnya.
Mengapa perempuan China kebanyakan menolak pernikahan? Ye Liu, dosen senior di Lau China Institute di King's College London, mengatakan kepada DW bahwa ketidaksetaraan gender masih tertanam kuat di China.
Ini termasuk kuota gender yang diskriminatif dan penilaian bahwa calon pekerja perempuan kemungkinan hamil dan perlu cuti melahirkan.
Ini membuat banyak perempuan muda harus memilih antara karier mereka dan memulai sebuah keluarga.
"Ketika perempuan menghabiskan waktu lebih lama dalam pendidikan, secara alami mereka menunda usia memasuki pernikahan dan menjadi orangtua," kata Ye Liu. Christa, yang berbicara kepada DW dengan syarat menggunakan nama samaran, mengatakan dia "tidak perlu menikah."
"Saya percaya bahwa menikah akan memengaruhi prestasi saya, terutama karier saya," tambah perempuan berusia 25 tahun itu, yang bekerja sebagai manajer proyek sebuah perusahaan manufaktur.
Kaum muda masih berjuang secara finansial Krisis ekonomi China baru-baru ini juga berkontribusi pada kurangnya minat menikah di kalangan muda.
Pemerintah China Kecam Rumor Perselingkuhan di Balik Pemecatan Menlu Qin Gang |
![]() |
---|
China Bor Lubang Terdalam di Dunia untuk Mempelajari Isi Kerak Bumi |
![]() |
---|
Tingkat Kelahiran Turun Drastis, Kampus di China Beri Waktu Libur untuk Cari Pacar |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut di China, Terjadi 5 Insiden Dalam Rentang Waktu 10 Menit di Provinsi Hunan, 66 Luka |
![]() |
---|
Balon Mata-mata China Melayang di Langit Amerika Serikat, Joe Bidan Siapkan Pesawat Militer |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.