Pemerintah Tetapkan Idul Adha 2023 Jatuh pada 29 Juni, Muhammadiyah 28 Juni

Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023 berdasarkan hasil sidang isbat

TRIBUNLOMBOK.COM/SIRTUPILLAILI
Salah seorang warga memotret sunset Pantai Loang Baloq saat memantau hilal di Loang Baloq, Kota Mataram, Rabu (22/3/2023). Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023 berdasarkan hasil sidang isbat. 

"Tugas berat menghadapkan kita pada perlunya memperhatikan perbedaan pendapat yang ada sambil tetap memegang teguh semangat persatuan dan persaudaraan dalam agama," sambungnya.

Gelaran konferensi pers dihadiri Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Wakil Ketua MUI, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nazaruddin Umar.

Ashabul Kahfi meyakini dalam Sidang Isbat ini seluruh pandangan dan pendapat telah dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh berdasarkan pada prinsip keilmuan dan keahlian.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk mengedepankan sikap toleransi, hormat menghormati dan meningkatkan ukuwah Islamiyah.

"Perbedaan penghitungan dan penetapan 1 Zulhijah 1444 H ini tidak boleh memecah belah umat. Semua pihak diharapkan tidak terprovokasi dengan perbedaan yang disampaikan di media sosial," harapnya.

Baca juga: Muhammadiyah Usul Idul Adha 2023 Libur Dua Hari Jika Terjadi Perbedaan Tanggal dengan Pemerintah

"Jika ada hal yang ingin diketahui dan disampaikan silahkan tanyakan langsung ke sumber utama, bisa ke Kementrian Agama, MUI, NU, Muhammadiyah, Persis dan ormas Islam lainnya," tegas politisi Partai Amanat Nasional ini.

Kepada para ASN Ashabul Kahfi meminta untuk bekerja profesional dan tidak perlu mengeluarkan pendapat yang nantinya malah menimbulkan perbedaan.

Cukuplah Sidang Isbat ini tambahnya menjadi rujukan umat.

Sebagai pimpinan Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi mendorong agar Kemenag senantiasa mengajak semua pihak, ormas Islam dan pihak terkait untuk terus berdialog dan berdiskusi secara terbuka guna mencapai pemahaman bersama.

"KIta perlu saling mendengarkan, saling menghargai dan mencari titik temu untuk menjadi dasar di masa-masa mendatang. Kami percaya keputusan yang diambil pada sidang isbat ini akan mencerminkan semangat kebersamaan dan persaudaraan umat Islam di Indonesia," harapnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved