Berita Nasional

Di Jakarta, Banyak Orang Punya Mobil Tanpa Garasi, Pengamat: Bisa Mengganggu saat Ada Kebakaran

Menurut Nirowno solusi ini dapat mengurangi potensi penyalahgunaan fasilitas umum yang dijadikan lokasi parkir sembarangan.

Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Kompas.com/Alsadad Rudi
Ilustrasi: Deretan mobil bekas yang dijual di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (13/2/2018) 

TRIBUNLOMBOK.COM - Banyak warga di Jakarta punya mobil tapi tak memiliki garasi.

Mengenai fenomena itu, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga berpendapat, setidaknya ada tiga solusi yang bisa mengatasi masalah itu.

Menurut Nirowno solusi ini dapat mengurangi potensi penyalahgunaan fasilitas umum yang dijadikan lokasi parkir sembarangan.

Ia mencontohkan, perlu ada pemanfaatan lahan resmi untuk fasilitas parkir komunal di lingkungan padat penduduk.

Baca juga: BNN Kota Tasikmalaya Minta THR ke Perusahaan Bus, Warga Kirimkan Pisang dan Uang Mainan

"Jadi semangatnya bukan untuk memberi sanksi, tetapi memberi kesadaran bersama bagi warga tentang kewajiban menyediakan garasi sehingga tidak parkir permanen di jalan lingkungan atau gang," kata Nirwono, Rabu (12/4/2023).

Adapun solusi yang dimaksud, pertama pemilik kendaraan dapat menyediakan area parkir di halaman rumah dengan desain menarik meski di lahan sempit, seperti halnya di Jepang.

Kedua, kata Nirwono, masyarakat pemilik kendaraan bisa menyewa lahan parkir bersama tetangga di sekitar permukiman jika tersedia lahan yang memadai.

Ketiga, Pemerintah Provinsi DKI, Dinas Perhubungan DKI, atau pihak swasta juga bisa membangun gedung-gedung parkir komunal di sekitar permukiman padat.

Baca juga: Anggota DPRD Tanjungbalai dari PKB Ternyata Buronan Kasus Narkoba, Kenapa Tetap Dilantik?

"Terutama dengan menggunakan lahan aset Pemprov DKI dan diprioritaskan untuk penghuni sekitar dengan pendataan yang akurat," kata dia.

Menurutnya kendaraan yang diparkir dalam garasi, atau tempat parkir resmi dapat membantu kelancaran arus lalu lintas.

Ia juga menyinggung pergerakan kendaraan pemadam kebakaran dan ambulans yang akan terbantu dengan kondisi itu.

Selain itu, kepemilikan garasi juga untuk mencegah terjadinya konflik sosial antar tetangga.

Pasalnya, sambung dia, sebanyak 45 persen permukiman di Jakarta merupakan permukiman padat atau hunian tapak dengan jalan lingkungan sempit sampai ke gang-gang.

Selain itu, sebanyak 75-80 persen kebakaran sering kali terjadi di kawasan permukiman padat, dan 80 persen kendaraan pemadam kebakaran terlambat atau tidak bisa mencapai lokasi kebakaran karena terhambat.

"Ini menjadi krusial untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas, terutama ketika terjadi bencna kebakaran, serta mencegah terjadinya konflik sosial antar tetangga," ujarnya.

Ia juga mengatakan, sebaiknya gang-gang harus bebas dari parkir kendaraan bermotor untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas jika terjadi kebakaran.

"Sebaiknya penataan ini bisa dimulai dari jalan lingkungan sempit dan gang-gang di permukiman padat," kata dia.

 

Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved