Berita Viral

Dipecat Karena Kritik Ridwan Kamil, Guru Honorer Ini Pernah Beri Dukungan saat Pilgub Jawa Barat

Beredar foto di internet kebersamaan Ridwal Kamil dengan Muhammad Sabil Fadilah, guru honorer yang dikabarkan dipecat.

Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Instagram @sabilfadillah
Dipecat Karena Kritik Ridwan Kamil, Guru Honorer Ini Pernah Beri Dukungan saat Pilgub Jawa Barat - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Muhammad Sabil Fadilah (34) guru SMK honorer asal Cirebon, Jawa Barat. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Beredar foto di internet kebersamaan Ridwal Kamil dengan Muhammad Sabil Fadilah, guru honorer yang dikabarkan dipecat karena dinilai tak sopan terhadap orang nomor satu di Jawa Barat itu.

Dari akun Instagram @sabilfadillah, tercatat foto dirinya bersama Ridwan Kamil diunggah pada 3 Januari 2016.

Waktu itu, Ridwan Kamil belum menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dan belum dianggap sebagai gubernur arogan.

Kebersamaan Kang Emil dan Sabil itu sontak memancing perhatian warganet yang ramai-ramai menyebut, "Lain dulu, lain sekarang."

Baca juga: Ridwan Kamil Menjawab Soal Transportasi Publik: "Sedang Proses Implementasi"

Dalam postingan itu, Sabil terlihat berjabat tangan dengan Ridwan Kamil dengan caption, "Ceritanya menuju #Jabar1," kata Sabil.

Banyak warganet menilai, foto dan caption yang diunggah Sabil ini menunjukkan, bahwa dirinya pernah memberikan dukungan politik kepada RK.

Guru Honorer Kritik Ridwan Kamil Berharap Dapodik Miliknya Tak Dicabut

Guru honorer asal Cirebon, Jawa Barat bernama Muhammad Sabil Fadilah (34) viral setelah diduga dipecat karena menuliskan komentar kritis dalam postingan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Rabu (15/3/2023).

Kabar ini lantas memicu kemarahan publik dan menilai politisi Golkar itu arogan.

Baca juga: Ini Daftar Masjid yang Dirancang Ridwan Kamil, dari Indonesia hingga Palestina

Bahkan di media sosial Twitter, sempat berkembang trending topik #RidwanKamilAntiKritik sebagai satir atas sikapnya menghadapi guru SMK itu.

Seiring kasus ini berkembang, terkuat gaji guru honorer yang rupanya sangat kecil, lebih kecil dari kata kecil.

Baca juga: Ini Daftar Masjid yang Dirancang Ridwan Kamil, dari Indonesia hingga Palestina

Idealnya, guru adalah profesi yang sangat penting karena darinya, kualitas masa depan bangsa ditentukan.

Akun Instagram @undercover.id mengungkapkan pada Kamis (16/3/2023), seorang guru muda tengah membuka amplop gaji bersama perempuan yang diduga ibu kandungnya.

Dalam tayangan, wajah ibu guru muda itu terlihat sumringah mendapatkan gaji bulan Februari 2023.

Lembar demi lembar uang pecahan Rp 100.000 dikeluarkannya dari dalam amplop.

Baca juga: Ridwan Kamil Menjawab Soal Transportasi Publik: "Sedang Proses Implementasi"

Namun, tak dinyana, gaji yang diterimanya selama bekerja sebulan hanya sebesar Rp520.000.

Walau kecil, ibu guru itu tampak bahagia dan mengaku bersyukur atas gaji yang diperolehnya selama bekerja sebulan.

Walau ibu guru muda itu tidak keberatan, masyarakat yang melihat tayangan geram.

Mereka tidak terima guru honorer hanya mendapatkan gaji sebesar Rp520.000.

Mereka pun menyinggung politisi seperti Ridwan Kamil ataupun para pejabat pajak dan Bea Cukai seperti Rafael Alun dan Andhi Pramono yang digaji fantastis.

Berkuasanya Ridwan Kamil, Pecat Guru SMK Honorer Cuma Gara-gara Tak Terima Dipanggil 'Maneh'

Nasib sial menimpa Muhammad Sabil Fadilah (34) seorang guru SMK honorer asal Cirebon, Jawa Barat.

Dirinya dipecat dari dua sekolah tempat dia mengajar, setelah menuliskan komentar dalam postingan instagram Ridwan Kamil, @ridwankamil.

Dalam postingannya, Sabil mengomentari unggahan terbaru Ridwan Kamil yang mengapresiasi siswa di Tasikmalaya karena patungan membeli sepatu kepada teman sekelasnya, Selasa (14/3/2023).

Dalam video postingan Ridwan Kamil itu, ia memberi apresiasi ke para siswa dengan melakukan sambungan melalui aplikasi Zoom.

Ridwan Kamil tampak mengenakan jas berwarna kuning.

Jas yang identik dengan atribut Partai Golkar, partai Ridwan Kamil saat ini.

Atas hal tersebut, Sabil pun bertanya kepada Ridwan Kamil lewat kolom komentar kepada Ridwan Kamil.

Sabil menanyakan posisi Ridwan Kamil ketika memberikan apresiasi, sebagai seorang Gubernur Jawa Barat, seorang kader Partai Golkar atau sebagai pribadi.

"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???? ("Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur atau kader partai atau pribadi)" tulis Sabil.

Komentar Sabil lalu dibalas Ridwan Kamil. "@sabilfadhillah ceuk maneh kumaha (menurut kamu gimana)?" jawab Ridwan Kamil.

Saat dikonfirmasi, Sabil mengatakan, setelah komentarnya di-pin Ridwan Kamil, banyak netizen yang mengirimkannya pesan cacian.

"Banyaklah komen netizen pada nyerang, baik di-postingan RK (Ridwan Kamil). Bahkan postingan IG aku. Sampai menandai lembaga tempat aku bekerja dengan kalimat kasar," kata Sabil saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Rabu (15/3/2023).

Tak hanya itu, Sabil yang tercatat sebagai guru di dua SMK di Cirebon, menjalani dua kali sidang dengan keputusan diberhentikan dari dua sekolah tersebut.

"Alhamduliallah, per hari ini saya sudah dikeluarkan," ucap Sabil.

Sabil mengaku komentar tersebut dilayangkan sebagai bentuk kritik.

Sebab, saat berbincang dengan para siswa, Ridwan Kamil tengah mengenakan jas berwarna kuning.

Warna itu lekat dengan warna Partai Golkar di mana Ridwan Kamil merupakan kader dari partai berlambang beringin tersebut.

"Kritik saja sebagai warga Jabar, di mana RK sedang berhadapan dunia pendidikan SMP Tasik, tapi pakaai jas warna kuning. Mempertanyakan sih lebih tepatnya sebagai gubenur, atau kader partai, atau pribadi," tuturnya.

Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada Ridwan Kamil atas komentarnya itu.

"Ya, minta maaf jika menyingung Kang Emil dan semoga dapodik (data pokok pendidikan) saya tidak dicabut," jelasnya.

Penjelasan Ridwan Kamil

Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengakui telah menggunakan fitur "pin" kepada komentar Sabil yang menyampaikan kritik di unggahannya. Hal itu dilakukan Emil untuk mengedukasi.

"Oh gini, Kang, kalau saya nge-pin, itu saya sedang mengedukasi kepada orang-orang yang kadang komennya enggak pakai fakta.

Saya klarifikasi, sebenarnya itu," kata Emil, kepada Kompas.com, di Kuningan, Rabu.

Emil kemudian membalikan pertanyaan terkait bolehkah berkomentar atau menyampaikan kata kasar.

"Jadi pertanyaan, saya tanya ke akang, kita mengizinkan enggak orang berbicara kasar? Kan enggak. Nanti ditiru, makanya diedukasi," ujar Emil.

Terkait kata "maneh" yang digunakan Sabil, Emil jelaskan soal Undak Usuk Bahasa Sunda.

Emil menganalogikan seorang anak kepada orangtua yang menggunakan kata "maneh".

"Kalau orang berbahasa Sunda, itu ada namanya Undak Usuk. Anda bayangkan, Anda bicara begitu (maneh) ke ibu kandung, sopan enggak?" tanya Emil.

Terkait pemecatan Sabil, Emil mengaku tidak tahu menahu. Emil juga mengatakan tidak melakukan apa pun terhadap Sabil.

"Saya tidak melakukan apa-apa ya. Mungkin ada yang melaporkan atau gimana. Pada dasarnya kritik mah boleh-boleh aja."

"Saya kan selalu menjawab, kalau mengkritik boleh, kalau tidak sopan ya harus sopan, gitu aja. Bahwa sekolahnya melakukan sebuah tindakan, kan di luar kewenangan saya," ujar Emil.

 

 

Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved