Qadha Puasa Ramadhan Bolehkah Ditunda? Simak Panduannya Lengkap dengan Bacaan Niatnya
Puasa qadha adalah puasa yang dilakukan oleh seseorang untuk mengganti puasa wajib yang tertinggal
أَيَّامًا مَّعۡدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرًا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٌ لَّكُمۡ ۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
"(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui," (QS. Al-Baqarah [2]: 184)
Kapan Qadha Puasa Ramadhan Dilakukan?
Muhammad Zuhaili dalam kitab al Mu’tamad fi fiqh al Syafi’i menjelaskan tentang waktu penggantian puasa Ramadhan yaitu, bagi Orang yang tidak puasa Ramadhan karena uzur syar’i maka ia tidak berdosa tetapi wajib mengganti puasa tersebut sebelum datang Ramadhan berikutnya.
Sedangkan orang yang tidak puasa Ramadhan tanpa uzur dan sengaja meninggalkan puasa maka ia berdosa dan wajib mengganti puasanya sebelum datang Ramadhan selanjutnya, kewajiban ini dianalogikan dengan kewajiban orang yang tidak berpuasa karena uzur, bahkan kewajiban bagi mereka lebih ditekankan mengingat kedurhakaan yang mereka lakukan.
Mengqadha puasa Ramadhan boleh ditunda artinya tidak harus dilakukan langsung setelah bulan Ramadhan selesai namun boleh dilakukan dalam rentang waktu dari bulan Syawwal sampai Sya’ban dengan syarat sebelum masuk Ramadhan berikutnya. Hal ini berdasarkan hadis Aisyah yang pernah menunda qada puasanya sampai bulan Syakban..
عَنْ أَبِيْ سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ عَائِشَةَ رضي الله عنها تَقُوْلُ كَانَ يَكُوْنُ عَلَى الصَّوْمِ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيْعُ أَنْ أَقْضِيَهُ إِلَّا فِيْ شَعْبَانَ قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنْ النَّبِيِّ
Dari Abi Salamah berkata, “Saya mendengar Aisyah ra. Berkata ‘saya memiliki hutang puasa Ramadhan, dan saya tidak bisa mengqadanya kecuali di bulan Sya’ban’” berkata Yahya (salah seorang rawi) karena sibuk mengurus nabi Muhammad SAW.” (H.R Bukhari)
Baca juga: Makna dan Hukum Puasa Ramadhan dalam Islam
Tata Cara Qadha Puasa
Tata cara puasa qadha sebenarnya sama dengan puasa yang lain pada umumnya, yang membedakan antara keduanya hanyalah niat dan teknisnya.
Ketentuan bagi orang yang puasa qadha adalah sebagaimana ketika berada pada bulan ramadhan.
Ia harus niat, agar puasanya sah dan menjadi puasa qadha.
Menurut ulama kalangan mazhab Syafi’iyah, niat dalam puasa qadha sama dengan niat puasa Ramadhan, yaitu harus diucapkan pada malam hari.
Jika tidak, maka puasanya tidak sah dan tidak menjadi puasa qadha.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Sulaiman al-Bujairami dalam kitabnya mengatakan:
Bolehkah Menggabungkan Puasa Dzulhijjah dengan Qadha Ramadhan? Ini Penjelasan Ulama |
![]() |
---|
Jadwal Imsakiyah Buka Puasa 30 Maret 2025, Puasa Hari ke-30 Ramadan 1446 H, Jabodetabek Hingga Bali |
![]() |
---|
Kesalehan Sosial Melahirkan Harmoni Kehidupan |
![]() |
---|
Jadwal Imsakiyah Buka Puasa 29 Maret 2025, Puasa Hari ke-29 Ramadan 1446 H, Jabodetabek Hingga Bali |
![]() |
---|
Jadwal Imsakiyah Buka Puasa 28 Maret 2025, Puasa Hari ke-28 Ramadan 1446 H, Jabodetabek Hingga Bali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.