Gempa Bumi
Supini Video Call Anak Sebelum Jadi Korban Gempa di Turki
Menurut suami almarhumah Ni Wayan Supini, yakni I Nyoman Ranten (50), istrinya berangkat ke Turki sebagai terapis spa pada bulan Juli 2022.
TRIBUNLOMBOK.COM, DENPASAR - Jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Turki bertambah, yakni jadi empat orang, dari sebelumnya dua orang.
Dua korban terbaru yang berhasil diidentifikasi adalah Irma Lestari asal Lombok Provinsi NTB, dan Ni Wayan Supini (44) asal Dusun Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali.
Baca juga: Warga Lombok Irma Lestari Ditemukan Meninggal Dunia di Reruntuhan Gempa Turki
Irma Lestari dan Ni Wayan Supini merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja sebagai terapis spa profesional di Diyarbakir, salah-satu wilayah di Turki yang terdampak parah gempa.
Apartemen tempat Irma dan Ni Wayan Supini tinggal, yakni Galeria Residence, hancur total akibat digoyang gempa. Total terdapat 89 korban meninggal di apartemen tersebut.
Menurut suami almarhumah Ni Wayan Supini, yakni I Nyoman Ranten (50), istrinya berangkat ke Turki sebagai terapis spa pada bulan Juli 2022.
"Terakhir saya komunikasi dengan istri saya pada tanggal 5 Februari 2023 lalu atau sehari sebelum terjadinya musibah gempa bumi," ujar I Nyoman Ranten saat ditemui di kediamannya, Minggu (19/2/2023).
Dalam komunikasi secara video call itu, I Nyoman Ranten menanyakan kabar istrinya. Namun, keduanya tidak sempat berbincang lama.
"Saat komunikasi dengan saya tidak lama, karena anak-anak yang minta giliran bicara dengan ibunya. Biasa mereka kangen ibunya," ungkap Ranten.
"Selama bekerja di Turki, saya dan istri sering komunikasi," ungkap Nyoman Ranten.
Nyoman Ranten tidak menyangka, komunikasi melalui video call pada Minggu
(5/2/2023) lalu, menjadi komunikasi terakhirnya dengan sang istri.
Menurut Ranten, tidak banyak hal yang dibicarakannya ketika berkomunikasi dengan sang istri, hanya sebatas menanyakan kabar.
“Anak-anak yang minta saya untuk hubungi ibunya. Saya sempat bertanya kabar ke istri, tapi keburu handphone direbut anak yang mau bicara. Mereka saat itu kangen-kangenan sama ibunya,"ungkap Ranten.
Sehari setelah itu, Ranten mendapat kabar dari kerabatnya bahwa telah terjadi gempa bumi dasyat di Turki. I Nyoman Ranten kemudian berusaha berkali-kali menghubungi istrinya, namun tidak kunjung berhasil.
"Saya hubungi terus lewat telepon WhatsApp (WA) dan massenger, tetap tidak berhasil," ungkap Ranten.
Akhirnya pada 17 Februari lalu, anak-anak dari Nyoman Ranten dan Ni Wayan Supini diminta untuk test DNA di RS Bhayangkara Denpasar oleh kepolisian. Lalu pada Sabtu (18/2/2023), KBRI Indonesia di Turki menginformasikan bahwa Ni Wayan Supini menjadi salah-satu korban meninggal dalam musibah gempa bumi di Turki.
Tercatat sebelumnya hanya dua orang WNI yang jadi korban tewas, yakni Nia Marlinda dan anak bayinya. Nia merupakan warga Denpasar yang bersuami orang Turki dan tinggal di daerah Kahramanmaras di Provinsi Gaziantep yang merupakan pusat gempa.
Dititipkan Dulu
Dubes RI Lalu Muhammad Iqbal Berdukacita Atas Meninggalnya Warga Lombok Barat di Turki |
![]() |
---|
Kisah Mahasiswa Lombok Timur di Turki, Terbayang Gempa Lombok hingga Trauma |
![]() |
---|
TGB Zainul Majdi Gelar Salat Gaib dan Ajak Masyarakat Bantu Korban Gempa Turki |
![]() |
---|
VIDEO Evakuasi Bayi 2 Tahun Selamat di Balik Puing Bangunan Setelah 44 Jam Gempa Turki |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.