Berita Viral
4 Mata Air Tawar di Tengah Laut Teluk Bima, Dimanfaatkan Santri hingga Nelayan
Fenomena mata air tawar yang menyembur di tengah perairan Teluk Bima, viral di media sosial.
Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Fenomena mata air tawar yang menyembur di tengah perairan Teluk Bima, viral di media sosial.
Bukan satu mata air, tapi ada empat mata air yang sudah puluhan tahun menyembur dan dimanfaatkan nelayan.
"Sejak saya kecil sudah ada, tapi yang manfaatkan nelayan-nelayan kalau air sedang surut," ungkap Subari, warga di Desa Sonao, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima saat dihubungi pada Rabu (8/2/2023).
Namun, dua tahun terakhir, satu dari empat mata air tersebut mulai digali lebih dalam dan dipasangi gorong-gorong agar bisa dimanfaatkan meski air laut pasang.
Baca juga: Cerita Mata Air Mualaf di Lingsar Lombok Barat, Simbol Keberagaman Pulau Seribu Masjid
Menurut Subari, air tawar yang kini sudah terlihat seperti sumur tersebut dimanfaatkan para santri dari Pesantren Darurraihan Sonao.
Pascaair tawar tersebut viral, Subari berharap pemerintah bisa meliriknya sebagai potensi wisata baru di Sonao Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima.
Selain keajaiban air tawar di tengah air laut, keindahan alam di sekitarnya juga mestinya bisa dikelola dengan baik.
"Apalagi jika malam hari, pemandangannya indah sekali, lampu-lampu yang ada di bagian kota sana terlihat bagus dari sini, ada pulau Kambing juga di depannya," tandas Subari.
Baca juga: Wisata Bima Pantai Rontu, Hamparan Pasir Putih dan Ombak Pipa Favorit Peselancar
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Darurraihan Sonao, Farhan Bin Islam yang dihubungi terpisah mengaku, ada empat titik lokasi mata air tawar di sekitar perairan setempat.
Hanya saja, yang baru dimanfaatkan dan digunakan baru dua titik.
"Ada empat titik lokasi mata air. Namun baru dua dimanfaatkan dan dibuat sumur," katanya, Rabu (8/2/2023).
Ia mengaku, pertama kali ditemukan hanya berupa kubangan.
Namun setelah dilakukan penggalian, hasilnya mengejutkan.
Rasa airnya tawar, padahal seharusnya asin karena berada di tengah lautan.
"Awal-awal penggalian sumur ini, rasa airnya agak asin. Namun tiga bulan setelah itu dan sampai sekarang tawar," katanya.
Ia mengaku keberadaan sumur air tersebut cukup membantu kebutuhan para santri- santriwati hingga warga Ponpes setempat. Selain itu, juga dimanfaatkan oleh para nelayan.
Sejak digali dan mulai dimanfaatkan pada tahun 2020 silam, ia mengaku keberadaan sumur air tawar di tengah lautan itu tidak diketahui oleh banyak orang.
"Sumur ini tidak banyak yang tahu, karena memang kita tidak pernah mempromosikan. Termasuk upload di sosial media," katanya.
Meski demikian, keberadaan sumur tersebut hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja.
Seperti tamu yang pernah datang dan berkunjung di Ponpes setempat.
Seperti dari Yaman, Mekkah Arab Saudi, Jakarta, Ponorogo, Ngabar, Surabaya hingga Lombok.
Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.