Wisata Lombok

Mengenal Jaran Kamput, Seni Tradisi Khas Suku Sasak Lombok

Jaran Kamput merupakan sebuah seni tradisi yang dimiliki Suku Sasak, Pulau Lombok yang saat ini masih terus dipertahankan.

Penulis: Lalu M Gitan Prahana | Editor: Sirtupillaili
Lalu M Gitan Prahana
Pertunjukan Jaran Kamput, seni tradisional khas suku sasak, Pulau Lombok. 

Laporan Lalu M Gitan Prahana

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Jaran Kamput merupakan sebuah seni tradisi yang dimiliki Suku Sasak, Pulau Lombok yang saat ini masih terus dipertahankan.

Dimana "Jaran" artinya kuda dan "Kamput" adalah tunggangan, sehingga Jaran Kamput diartikan sebagai Kuda Tunggangan.

Namun dalam hal ini, kuda yang dimaksud dimanifestasikan dalam bentuk kuda-kudaan yang terbuat dari kayu membentuk seperti kuda dan dihiasi dengan berbagai pernak pernik.

Di dalam pertunjukannya, Jarang Kamput biasanya dipikul oleh 4 orang, dan diiringi dengan musik tradisional khas Suku Sasak.

Hingga saat ini, di beberapa tempat di Pulau Lombok masih menggunakan Jaran Kamput dalam berbagai upacara adat.

Baca juga: Mengenal Gendang Beleq, Sejarah Musik Tradisional Suku Sasak Pulau Lombok hingga Filosofinya

Selain itu, Jaran Kamput ini, juga populer dengan sebutan Praje Sunat, sebab Jaran Kamput ini biasanya digunakan ketika berlangsungnya tradisi atau acara besunat (Khitanan).

Itu dilakukan untuk menghibur anak-anak yang akan akan di khitan, dimana mereka akan menaiki Jaran Kamput dan di arak mengelilingi kampung dengan diiringi tabuhan musik tradisional.

Namun belakangan, Jaran Kamput ini, oleh masyarakat Suku Sasak juga digunakan dalam ritual adat lainnya, seperti adat nyongkolan (pernikahan) untuk mengarak pengantin.

Bahkan tak jarang juga digunakan untuk menggotong para tamu agung yang berkunjung ke Lombok.

Selain itu, Jaran Kamput ini juga kerab dijadikan sebagai tontonan yang sangat menarik bagi para wisatan yang berkunjung di Lombok.

Suku Sasak

Suku Sasak merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak.

Sebagian besar suku Sasak beragama Islam.

Kata Sasak berasal dari kata sak sak, artinya satu satu.

Kata sak juga dipakai oleh sebagian suku Dayak di pulau Kalimantan untuk mengatakan satu.

Orang Sasak terkenal pintar membuat kain dengan cara menenun, dahulu setiap perempuan akan dikatakan dewasa dan siap berumah tangga jika sudah pandai menenun.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved