Wisata Lombok

Prosesi Adat Selamet Dowong, Tradisi Masyarakat Lombok Timur Sambut Musim Tanam Padi

Prosesi adat turun temurun Selamet Dowong kembali digelar masyarakat Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur pada, Senin (9/1/2023).

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Warga gotong royong membersihkan makam dalam prosesi adat Selamet Dowong yang digelar masyarakat Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur pada, Jumat (6/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Prosesi adat Selamet Dowong kembali digelar masyarakat Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur pada, Senin (9/1/2023).

Acara adat yang diselenggarakan satu tahun sekali ini merupakan bentuk doa agar hasil panen masyarakat melimpah pada masa tanam padi

"Selamet dowong ini intinya zikir bersama, meminta kepada Allah supaya hasil panen melimpah," ucap Lalu Selamet, sesepuh Adat Denggen.

Lebih lanjut Selamet menerangkan, rangkaian kegiatan Selamet Dowong ini dilaksanakan selama 4 hari.

Hari pertama dimulai dengan kegiatan gotong royong membersihkan makam sejak hari Jumat (6/1/2023).

Baca juga: Wisata Lombok, 6 Spot Wisata Anti Mainstream di Sekitar Sirkuit Mandalika

Hari tersebut dipilihnya karena dipercaya sebagai waktu yang tepat untuk melaksanakan gotong royong.

Tahapan selanjutnya, hari Minggu (8/1/2023) masyarakat bersama-sama menyembelih ayam.

Pada saat penyembelihan, darah ayam-ayam ini ditampung menggunakan daun bambu.

Daun bambu yang terkena tetesan darah ayam ini, akan ditancapkan di area penanaman padi.

"Pemikirannya, hama di sawah itu akan tertarik dengan bau amis darah ayam. Sehingga hama tidak mengerubungi padi," tuturnya.

Prosesi adat Selamet Dowong kembali digelar masyarakat Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur pada, Senin (9/1/2023).
Prosesi adat Selamet Dowong kembali digelar masyarakat Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur pada, Senin (9/1/2023). (TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA)

Ayam yang telah dipotong di hari Minggu lalu dimasak untuk disajikan kepada masyarakat pada puncak acara, di hari ini Senin (9/1/2023), setelah zikir dan doa.

"Kenapa puncak acara memilih hari Senin, karena dikaitkan dengan hari kelahiran nabi kita," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Haryadi Surenggana berharap tradisi ini jangan sampai hilang.

Diharapkan tetap ada regenerasi dalam menjaga budaya warisan leluhur agar dapat dilaksanakan dari tahun ke tahun.

Melalui zikir dan doa dalam tradisi Selamet Dowong ini Haryadi berharap hasil panen di Denggen dan Lombok Timur lebih besar dari tahun sebelumnya.

Sehingga ketahanan pangan Lombok Timur tetap terjaga.

"Ketika kita berdoa Allah akan mengabulkan doa kita. Semoga hama penyakit dijauhkan. Hasil panen lebih banyak dari tahun kemarin," kata Haryadi.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved