Nahdlatul Wathan
Syair Wasiat Renungan Masa Nahdlatul Wathan, Sentuhan Sastra sang Maulana Syekh
Pendiri Nahdlatul Wathan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menghasilkan karya syair Wasiat Renungan Masa yang berisi bait perjuangan jemaah NW.
TRIBUNLOMBOK.COM - Pendiri Nahdlatul Wathan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid banyak menghasilkan karya kitab, doa-doa hizib, dan syair-syair perjuangan Nahdlatul Wathan (NW).
Syair-syair perjuangan Nahdlatul Wathan ini tertuang dalam karyanya yakni Wasiat Renungan Masa.
Lirik-lirik dalam syair Wasiat Renungan Masa sarat makna dan pesan bagi para generasi penerus Nahdlatul Wathan.
Dikutip dari Wikipedia, syair merupakan salah satu jenis puisi klasik yang memperoleh pengaruh kebudayaan Arab.
Syair termasuk salah satu puisi lama dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia bersama dengan masuknya ajaran Islam.
Baca juga: Sejarah Nahdlatul Wathan dan Jejak Perjuangan Maulana Syekh TGKH Muhammad Zanuddin Abdul Madjid
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mampu membuat banyak syair karena selama menutut ilmu di Makkah dia juga belajar ilmu sastra.
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berlajar langsung dari seorang ahli syair terkenal di Makkah yakni Syaīkh Muhammād Āmīn al-Quthbī.
Dikutip dari jurnal karya Herman Wijaya berjudul "Analisi Wacana Lirik Lagu Wasiat Renungan Masa", syair Wasiat Renungan Masa karya TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terdiri dari 20 bait, setiap bait terdiri dari empat baris, bersajak a,a,a,a.
Setiap baris pertama dan kedua di setiap bait merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Wasiat Renungan Masa ini merupakan wasiat berisi pesan atau wasiat kepada jemaah NW serta keturunan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, supaya tetap kompak utuh bersatu dalam satu barisan.
Melalui karya syair ini, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terus mengobarkan semangat perjuangan kepada generasi penerus Islam, khususnya warga Nahdlatul Wathan.
Syair Wasiat Renungan Masa sendiri cukup panjang, berikut ini syair Wasiat Renungan Masa pilihan yang dikutip dari situs resmi NW (nw.or.id).
"Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru (Pilihan)"
Asas NW jangan diubah
Sepanjang masa sepanjang sanah
Sunnah Jama’ah dalam akidah
mazhab Syafi’i dalam Syari’ah
Buka madrasah desa dan dasan
Agar tersebar ajaran Tuhan
Ikatan Pelajar PG aktifkan
Himmah pemuda terus tonjolkan
Nahdlatul Wathan ciptaan ayahda
Kuamanatkan kepada anakda
dipelihara dan terus dibina
dan dikembangkan di Nusantara
Kalau nanda memang beryakin
tak sampai hati ninggalkan Zainuddin
Maulanal Hasan do’akan tamkin
dalam kitabnya Al-Mustarsyidin
Nahdlatul Wathan berjalan terus
Siang dan malam tidak terputus
Meskipun dahsyat gelombang arus
Dalam lindungan Ilahi Al-Quddus
Banyaklah orang tersesat jalan
Mengaku diri Nahdlatul Wathan
Padahal dia di luar barisan
Tidak menurut garis pimpinan
Bahwa PB adalah satu
Bukannya dua bukannya telu
Atas pimpinan PB yang satu
Dewan Mustasyar pemberi restu
Organisasi ada imamnya
Pengurus Besar PB namanya
Wajib ditaati instruksinya
Selama berjalan menyelamatkannya
Banyak orang tidak mengerti
Pada tugasnya berorganisasi
Dipermainkan orang sehari-hari
Akhirnya ia menjadi amphibi
(Al-Magfurulah Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid).
(*)