Proyeksi Inflasi Nusa Tenggara Barat bulan Desember 2022 di Angka 0,58 - 0,66 Persen

Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Achmad Fauzi mengatakan, dari sisi Volatile Food, terjadi peningkatan harga daging ayam ras, bawang merah.

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Achmad Fauzi saat konferensi pers mengenai realisasi APBN hingga bulan November 2022, Senin (26/12/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Merujuk pada Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu keempat bulan Desember 2022 tercatat inflasi sebesar 0,32 persen (mtm).

Secara khusus, inflasi didorong oleh peningkatan tekanan dari kelompok Volatile Food atau inflasi yang dipengaruhi oleh kejutan dalam kelompok barang seperti bahan makanan dan Core Inflation (inflasi inti)

Baca juga: Inflasi Kota Bima Tembus Angka 6,54 Persen, Ini Penjelasan Pemerintah Kota Bima

Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB Achmad Fauzi mengatakan, dari sisi Volatile Food, terjadi peningkatan harga daging ayam ras, bawang merah, tomat, dan telur ayam ras.

Komoditas daging ayam ras terpantau menyumbang inflasi sebesar 0,221 persen (mtm) sejalan dengan kenaikan harga dari pemasok/distributor/produsen.

"Komoditas bawang merah mencatatkan sumbangan 0,126 persen (mtm) seiring dengan telah berakhirnya masa panen sehingga pasokan cenderung menurun. Selanjutnya, komoditas tomat dan telur ayam ras memberikan sumbangan masing-masing sebesar 0,121 persen dan 0,079 persen (mtm). Kenaikan harga tomat dan telur ayam ras sejalan dengan kenaikan harga dari pemasok/distributor," kata Achmad Fauzi saat memberikan keterangan kepada media, Senin (26/12/2022).

Dari sisi inflasi inti, terjadi kenaikan harga emas perhiasan sebesar 0,135 persen (mtm) sejalan dengan kenaikan harga emas global.

Secara umum, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga sejumlah komoditas Volatile Food seperti ikan bandeng, minyak goreng, ikan kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso, dan sawi hijau, serta komoditas inflasi inti seperti semen.

"Secara keseluruhan, proyeksi inflasi untuk bulan Desember 2022 diperkirakan akan berada pada kisaran 0,58 sampai dengan 0,66 persen (mtm)," terang Fauzi.

Jika dilihat di bulan sebelumnya, Provinsi NTB pada bulan November 2022 secara bulanan (mtm) mengalami inflasi sebesar 0,09 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi 0,06 persen (mtm).

Adapun secara tahunan, Provinsi NTB mengalami inflasi sebesar 6,62 persen (yoy), lebih tinggi dari nasional yang tercatat 5,42 persen (yoy).

Untuk periode November 2022, inflasi terjadi utamanya karena kenaikan harga komoditas Administered Prices (AP) yaitu tarif angkutan udara.

Berdasarkan disagregasinya, Kelompok AP tercatat inflasi 18,00 persen (yoy), Kelompok Volatile Food (VF) inflasi 6,94 persen (yoy), dan Kelompok Core Inflation (CI) inflasi 3,27 persen (yoy).

Fauzi mengatakan, melihat tekanan Administered Prices (AP) yang tinggi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama stakeholders harus berupaya untuk mengatasi kondisi tersebut dengan menekan laju inflasi Volatile Foods dan menjaga kestabilan harga.

Upaya tersebut dituangkang dalam tiga langkah strategis yaitu pertama, Bank Indonesia terus mencermati perkembangan inflasi pangan tersebut, termasuk upaya Operasi Pasar Murah (OPM) secara berkesinambungan bilamana situasi di pasar membutuhkannya.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved