Pilpres 2024
Demokrat Masih Tunggu Keputusan Majelis Tinggi untuk Deklarasikan Capres- Cawapres 2024
Sejauh ini, dikatakannya, memang sejumlah simulasi pasangan calon dari berbagai survei menunjukkan pasangan Anies-AHY hampir selalu tertinggi.
TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat, Herzaky Mahendra mengatakan, Demokrat masih terus bersama PKS dan NasDem merajut kebersamaan membangun koalisi perubahan.
Menurutnya, untuk calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres), Demokrat masih fokus kriteria pada pasangan calon terbaik yang selaras dengan platform perubahan dan perbaikan.
Baca juga: Partai Demokrat Nusa Tenggara Barat Prioritas Mengusung Kadernya di Pilkada Serentak 2024
Sejauh ini, dikatakannya, memang sejumlah simulasi pasangan calon dari berbagai survei menunjukkan pasangan Anies-AHY hampir selalu tertinggi.
"Untuk deklarasi Capres dan Cawapres Demokrat, kita tunggu keputusan Majelis Tinggi Partai (MTP). Karena sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat Tahun 2020, keputusan untuk koalisi di Pilpres dan penentuan Capres-Cawapres berada di tangan MTP," kata Herzaky dalam pesan singkatnya, Sabtu (24/12/2022).
Majelis Tinggi Partai diketuai oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Herzaky menuturkan, meskipun memang dalam proses sebelum diputuskan Majelis Tinggi Partai, Rapimnas mempercayakan sepenuhnya Ketua Umum AHY memimpin upaya membangun koalisi.
Menurutnya, saat ini, ada dua arus besar keinginan di internal Demokrat. Pertama, para kader di seluruh pelosok Indonesia, para pimpinan partai, baik di pusat maupun di daerah, para anggota Dewan, berkeinginan agar AHY maju dalam kontestasi Pilpres 2024, baik sebagai Capres ataupun Cawapres.
Kedua, ada masukan yang kuat pula dari masyarakat, konstituen di berbagai penjuru Indonesia, yang menginginkan Demokrat mengusung pasangan calon Anies-AHY, karena dirasa paling mampu memperjuangkan perubahan dan perbaikan untuk negeri ini.
Apalagi berdasarkan simulasi pasangan calon dari berbagai survei setahun terakhir ini, menunjukkan Anies-AHY hampir selalu yang tertinggi.
"Dua keinginan ini tentu terus kami pelajari, kami cermati. Bagaimana bisa dipadukan. Menemukan formula terbaik. Agar kami bisa meraih kemenangan di Pilpres maupun Pileg 2024, seperti yang disampaikan Ketua Umum AHY dalam berbagai kesempatan," ujarnya.
Masih kata Herzaky, Demokrat juga terus melakukan konsolidasi di internal. Para kader diminta AHY untuk terus turun membantu rakyat yang sedang kesusahan.
"Kita tahu di beberapa daerah sempat terkena bencana gempa dan banjir, yang membutuhkan dukungan dan waktu untuk pemulihan. Kader Demokrat pun diminta Ketum AHY untuk terus konsisten mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi dan harapan rakyat," katanya.
DPP Demokrat berharap Anies Baswedan dapat diusung Koalisi Perubahan sebagai Capres di Pilpres 2024. Koalisi Perubahan berisi tiga partai, yaitu NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Anggota DPP Demokrat, Abdullah Rasyid mengatakan, pihak DPP berharap Koalisi Perubahan tetap akan mengusung mantan gubernur DKI Jakarta itu sebagai Capres.
"Tentu kita tetap berharap Anies ini akan diusung koalisi Demokrat, NasDem, dan PKS," kata Rasyid.
Adapun ia menyampaikan, persentase kemungkinan Koalisi Perubahan mengusung Anies Baswedan saat ini hampir 100 persen.
"(Kemungkinan mengusung Anies) 93 persenlah. InshaAllah," ungkapnya. Menurutnya, saat ini pihak Demokrat terus melakukan komunikasi dengan dua partai koalisinya.
Elektabilitas NasDem merosot
Elektabilitas NasDem dalam survei Charta Politika Indonesia menjadi sorotan. Dalam survei tersebut, NasDem memeroleh persentase 4,3 persen.
NasDem menjadi satu-satunya partai selain PKS dan Demokrat yang disebut-sebut bakal berkoalisi dengan persentase paling rendah. Padahal baik PKS dan Demokrat belum mendeklarasikan Anies Baswedan.
"Ada penurunan yang terjadi ini menarik juga saya melihat tadinya ada situasi kenaikan dari rilis yang kita lakukan di Bulan November, setelah 3 Oktober menjadi deklarasi oleh NasDem terhadap Anies Baswedan," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam paparannya secara daring, Kamis (22/12/2022).
Totok, sapaan akrabnya lalu menyinggung soal kegiatan Anies ke sejumlah daerah. "Tapi ternyata di survei kita sekarang mengalami penurunan di angka 4,3 persen," sambungnya.
Dengan begitu, Totok mengatakan bahwa ini menjadi sesuatu yang menarik karena bahkan PKS dan Demokrat saja belum bergabung dengan koalisi bersama NasDem dan mendeklarasikan Anies sebagai Capres untuk Pemilu 2024.
"Dan mengapa PKS dan Demokrat walaupun belum melakukan deklarasi dan belum melakukan konsolidasi dengan keliling-keliling dengan Anies Baswedan tetapi terus mengalami kenaikan," tandasnya
Charta Politika Indonesia sebelumnya merilis hasil survei nasional yang di dalamnya juga berisi soal elektabilitas partai politik. Para responden dalam survei tersebut ditanya: Apabila pemilu legislatif diadakan hari ini, mana yang bapak/ibu/saudara pilih?
Dalam temuan survei Charta Politika itu, PDIP masih menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi, yakni dengan 23,5 persen. "Kedua ada Gerindra dengan 13,7 persen. Golkar di peringkat ketiga dengan 9 persen. PKB menyusul dengan angka 8,7 persen," kata Totok.
Totok menambahkan di posisi berikutnya ada Demokrat (7,7 persen), PKS (7,2 persen), NasDem (4,3 persen), PAN (3,4 persen), Perindo (3,4 persen), dan PPP (3 persen).
"Sementara sisanya masih bawah angka 1 persen. Jadi masih PR besar buat partai baru yang lolos verifikasi faktual dan masih menjadi PR juga buat beberapa partai juga untuk memenuhi angka parliamentary threshold," ujar Totok.
Survei Charta Politika ini diadakan pada 8-16 Desember 2022 melalui wawancara secara tatap muka. Jumlah sampel sebanyak 1220 responden, yang tersebar di 34 provinsi.
Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error sekitar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (tribunnews)