Cara Mencegah Balita Alami Stunting, Begini Saran Tim Medis RS Mandalika
Berikut ini cara-cara mencegah balita mengalami stunting pada masa pertumbuhannya. Tips diberikan dokter spesialis anak dr Kristopher May Pamudji.
Penulis: Sinto | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Isu stunting menjadi masalah serius yang masih dialami Indonesia saat ini, termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi berulang, maupun stimulasi psikososial tidak memadai.
Seorang anak didefinisikan stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Guna mencegah dan memberikan edukasi mengenai stunting, Rumah Sakit Internasional Mandalika menggelar penyuluhan dengan tema "Cegah Stunting itu Penting" di RS Mandalika, Kamis (1/11/2022).
Dalam penyuluhan tersebut, dokter spesialis anak dr Kristopher May Pamudji M Biomed SpA memberikan saran-saran supaya seorang anak jangan sampai terkena stunting.
Baca juga: Cara RS Mandalika Ikut Program Cegah Stunting, Datangkan 2 Dokter Spesialis untuk Beri Penyuluhan
Dicegah Sejak Kehamilan
Dr Kristopher mengungkapkan, nutrisi seorang ibu sejak kehamilan itu sangat penting guna mencegah stunting.
"Juga termasuk suplemen dan lain-lain. Kebutuhan nutrisi ibu akan meningkat selama masa kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin," katanya.
Dibandingkan dengan wanita tidak hamil, kebutuhan energi wanita hamil meningkat 13 persen dengan kebutuhan protein 54 % lebih tinggi selama masa kehamilan dan menyusui.
Kecukupan kebutuhan nutrisi yang meningkat dapat disiasati dengan diversifikasi makanan.
Bisa juga pemecahan jenis makanan dan pemilihan makanan padat nutrisi, makanan fortifikasi atau biofortifikasi makanan pokok.
Termasuk suplementasi dengan beberapa mikronutrien dan penggunaan produk makanan fortifikasi yang dirancang khusus untuk sasaran ibu hamil.
Kemudian memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama saat bayi lahir.
Selama periode tersebut, ibu disarankan hanya memberikan ASI saja, tanpa tambahan asupan apa pun kepada Si Kecil.