Hadiri Seminar Kepemudaan KNPI NTB, Refly Harun Soroti Agenda Terselubung Narasi Ancaman Resesi 2023
Dalam pemaparannya, Refly Harun menyoroti tentang narasi resesi yang terus berulang disuarakan pemerintah.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD KNPI NTB.
Rakerda itu dirangkaikan dengan seminar kepemudaan yang mengangkat tema “Gerakan Pemuda Menghadapi Ancaman Resesi Dunia 2023”.
Dalam pemaparannya, Refly Harun menyoroti tentang narasi resesi yang terus berulang disuarakan pemerintah.
Pria yang kini aktif menjadi Youtuber itu memandang, perlu untuk mengkritisi motivasi di balik isu yang berulang disuarakan.
Refly mengingatkan potensi narasi itu memiliki agenda terselubung menyukseskan misi presiden 3 periode.
Baca juga: Bupati Lombok Barat Resmikan Gedung Lumbung Pangan, Tingkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat Desa
“Indikasinya jabatan presiden 3 periode, masih terus disuarakan para pendukungnya pada acara di GBK,” katanya, Senin (29/11).
Pemuda dalam perspektifnya tidak boleh terlena dengan apa yang muncul di permukaan.
Selain itu dituntut jeli membaca, apakah akan berdampak terhadap situasi politik tahun 2023 termasuk di dalamnya politik anggaran untuk menopang kepentingan menuju Pemilu 2024.
Kesan menakut-nakuti lebih terasa menurutnya daripada fakta yang sebenarnya terjadi pada diri bangsa Indonesia saat ini.
Meskipun tak dipungkiri ada pengaruh Pandemi Covid-19 dan situasi perang Rusia-Ukraina yang berimbas pada perekonomian bangsa.
Baca juga: Jadwal Kapal Rute Lembar Menuju Ketapang, 30 November 2022
Hanya saja dalam hemat Refly, nuansa kepentingan politik lebih terasa di dalam isu resesi yang terus berulang dikampanyekan.
“Namun dalam perspektif ekonomi, (isu resesi) aktivispreneur tentu itu bisa jadi solusi untuk para pemuda khususnya di KNPI, untuk mencegah,” imbuhnya.
Membangun perekonomian juga penting untuk melihat di mana harus berdiri. Tidak melulu menjadi bagian dari jaringan bisnis besar yang pada akhirnya membuat pemuda terjajah dalam arti pesuruh pebisnis bangsa asing.
Anak bangsa sudah saatnya survive menjadi bagian dari pemain ekonomi dunia. Sumber daya alam dan manusia bangsa ini memungkinkan untuk melakukan itu.
“Tapi jangan lupa, di dalam kita menjalankan enterpreneur jangan hanya menjadi bagian kecil dari jaringan bisnis yang dikuasai oleh pemain atau pengusaha luar khususnya dari pengusaha-pengusaha China,” sentilnya.
Mengacu dari cita-cita presiden pertama RI Ir Soekarno, tentang Trisakti sebuah bangsa dikatakan berdaulat bila mampu membangun tiga bidang penting.
Antara lain daulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. Maka membangun semangat enterpreneur bukan hanya dalam cita-cita kecil atau sekadar memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Melainkan, gagasan besar untuk benar-benar berdaulat pada bangunan ekonomi sendiri.
“Itu salah satu cita-cita bung Karno tentang Trisakti,” tekannya.
Baca juga: Jadwal Kapal Rute Lembar Menuju Padangbai, 30 November 2022
Sementara itu, Ketua DPD KNPI NTB H Baihaqi memaparkan perspektifnya. Ada atau tidak ancaman resesi di depan, pemuda wajib berdikari dalam bidang ekonomi.
Ada alasan yang lebih substantif daripada sekadar ketakutan resesi yakni kemapanan sebagai kunci menuju kehidupan yang madani.
“Bagaimana kita bisa mendiami, tinggal, dan membangun negeri kalau kita tidak mapan secara ekonomi,” ujarnya.
Kemapanan ekonomi juga menjadi jalinan keamanan. Ia melihat, bagaimana persoalan ekonomi menjadi biang dari persoalan baik dalam tatanan sebuah negara ataupun lingkup keluarga yang lebih kecil.
“Jadi ada atau tidak ancaman resesi dunia, kita sebagai anak muda harus mampu berdikari dalam bidang ekonomi,” tekannya.
Maka menjadi masuk akal, hari ini KNPI terus mengampanyekan tentang enterpreneur.
Hal itu dipandang bisa menjadi solusi untuk memperkuat perekonomian secara fundamental.
“Di mana kita sebagai aktivis yang sudah dibekali dengan nilai moral, intelektualitas, kapasitas, dan konektivitas ketika digabungkan dengan konsep enterpreneurship maka akan di harapkan mampu untuk mencapai kemandirian secara ekonomi,” ujarnya.
Walaupun politik memiliki sisi yang tak tergantikan. Sehingga, darinya dapat mencapai tujuan yang lebih baik dan maslahat bagi bangsa.
“Sekalipun kita mempunyai cita-cita luhur dalam bidang politik,” pungkasnya.
(*)