WSBK Mandalika 2022
Pedagang di Kawasan Mandalika Ikut Merasakan Berkah Event World Superbike 2022
Event World Superbike (WSBK) 2022 di Pertamina Mandalika Internasional Street Circuit Lombok Tengah membawa berkah bagi pedagang kaki lima setempat.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Gelaran event World Superbike (WSBK) 2022 di Pertamina Mandalika Internasional Street Circuit Lombok Tengah membawa berkah bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Terutama berkah ekonomi bagi UMKM dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang jalan bypass Mandalika.
Salah satu yang ketiban rezeki dari event balapan internasional tersebut adalah warung Ibu Awina.
Warung ini berada di sepanjang jalan Bypass (Timur Bundaran Gerung), Desa Dasan Tapen, Kecamatan Gerung Lombok Barat.
"Alhamdulillah banyak orang yang mampir minum kopi dan makan di warung saya," kata Ibu Awina saat di warungnya, Minggu (13/11/22).
Baca juga: Rekor Penonton WSBK Mandalika Kalahkan Inggris, Total Penonton Mencapai 51.629 Orang
Ibu empat anak itu mengakui, hasil penjualan bahan makanan dan minum selama even WSBK meningkat jika dibanding pada hari-hari biasa.
Dalam sehari ia bisa mendapat Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu.
Pendapatan ini bertambah jika dibanding hari biasa yang hanya Rp 150-200 ribu.
"Kami benar-benar merasakan berkah dari event balapan motor di sirkuit Mandalika. Banyak orang yang mampir makan dan minum kopi di warung sederhana kami," ungkapnya yang juga ditemani oleh dua orang putrinya.
Selama delapan tahun ibu (45) berjualan di sepanjang jalan bypass. Berdagang di sepanjang jalan menuju sirkuit Mandalika menjadi mata pencahariannya bersama keluarga.
Dari hasilnya jualannya, ia dapat memenuhi kebutuhan keluarga juga disisihkan untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya dari SD hingga SMA.
"Hanya jualan ini kami bisa memenuhi kebutuhan kami, meski sederhana tapi Alhamdulillah masih dapat membantu kebutuhan kami," imbuhnya.
Meski begitu, di balik wajahnya yang mulai menua terselip cerita sedih dari usaha jualan yang ia rintis.
Bagaimana tidak, suami tercinta yang menjadi tulang punggung keluarga harus terbaring lemas di rumah selama delapan tahun.