Berita Bima

Polres Bima Kota Bantah Amankan Sejumlah Mahasiswa Terlibat Bentrok saat Demo di Depan Kantor Pemkot

Kasi Humas Polres Bima Kota Iptu Jufrin mengaku pihaknya mengikuti prosedur dalam pengamanan aksi demonstrasi EK-LMND tersebut

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Aksi demonstrasi di depan kantor Pemerintah Kota Bima, berujung ricuh hingga sejumlah mahasiswa mengalami luka. Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi EK-LMND Kota Bima, Emon menyebutkan, ada 3 anggota aksi yang diamankan polisi saat bentrok di depan kantor Pemkot. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Polres Bima Kota membantah adanya sejumlah mahasiswa yang diamankan buntut bentrokan saat aksi demonstrasi EK-LMND, Selasa (8/11/2022).

Kasi Humas Polres Bima Kota Iptu Jufrin usai bentrok demonstrasi di depan Kantor Pemerintah Kota Bima berlangsung.

"Tidak ada mahasiswa yang kita amankan," tegasnya via ponsel.

Soal bentrok yang terjadi, Jufrin menyampaikan, jika situasi tersebut bagian dari dinamika aksi yang dilakukan mahasiswa.

Baca juga: Demonstrasi Mahasiswa di Kota Bima Berujung Bentrok, Sejumlah Orang Terluka dan Tiga Diamankan

Namun dipastikannya, rasa humanisme tetap dikedepankan aparat kepolisian dalam mengamankan aksi demonstrasi.

"Sesuai protap, sikap humanisme tetap kami kedepankan," tandasnya.

Pada berita sebelumnya, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi EK-LMND Kota Bima, Emon menyebutkan, ada 3 anggota aksi yang diamankan polisi.

Sedangkan 5 orang lainnya, disebutkan mengalami luka-luka, termasuk kalangan mahasiswi.

Dalam aksi demonstrasinya, EK-LMND menuntut penjelasan dari Pemerintah Kota Bima, terutama Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi, soal kasus korupsi yang sedang dilidik KPK.

Selain itu, mahasiswa juga mendorong produk UMKM diakomodir oleh Alfamart dan dicabutnya izin tempat hiburan berkedok usaha tempat makan minum di Kota Bima.

Aksi mulai ricuh, ketika mahasiswa mendesak wali kota menemui mereka di depan kantor.

Akan tetapi, yang muncul justeru asisten 1 sehingga ditolak karena dianggap tidak memiliki kapasitas sebagai pengambil kebijakan.

Diawali aksi dorong, massa kemudian memukul mundur puluhan mahasiswa hingga terjadi bentrokan.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved